Protes Tewasnya Bassam Al-Sayeh, Militer Israel Tembaki Mahasiswa Palestina, Satu Orang Kritis
RIAU24.COM - Seorang pemuda Palestina menderita luka tembak serius pada Senin (9/9) malam, saat terjadi aksi memprotes kematian pejuang Palestina yang ditahan militer Israel di pintu masuk utara Al-Bireh, seberang pemukiman Beit El di Tepi Barat.
Kementerian Kesehatan Palestina, seperti dikutip Safa, mengumumkan bahwa pemuda Palestina tersebut terluka oleh peluru tajam di perut dan dada. Pemuda yang terluka itu telah dievakuasi dari ruang operasi dalam kondisi yang tidak stabil dan dirawat di perawatan intensif.
Bentrokan di pintu masuk utara Al-Bireh berawal ketika Dewan mahasiswa menghentikan aktivitas studi di Universitas Bir Zeit dan keluar dengan pawai mahasiswa di Ramallah pusat untuk mengutuk kematian Bassam Al-Sayeh.
Para peserta pawai meneriakkan slogan-slogan yang mengutuk koordinasi keamanan dan negosiasi untuk solusi damai serta bertemu para pemimpin pendudukan. Peserta aksi juga menuntut untuk menanggapi kejahatan pendudukan dan melakukan penculikan tentara untuk membebaskan tahanan dari penjara.
Aksi ini ditanggapi pasukan pendudukan Israel dengan menembakkan amunisi hidup, peluru karet, dan tabung gas air mata pada para demonstran.
Bassam Al-Sayeh menghembuskan napas terakhirnya pada Ahad (8/9) sore di dalam ruang pengawasan super ketat di dalam penjara tahanan, rumah sakit Asaf Harofe Israel. Pihak berwenang Israel tidak menanggapi permintaan pembebasan El-Sayeh, meskipun kesehatannya terus memburuk karena menderita kanker darah dan tulang.
Kejaksaan penjajah Israel meminta agar Bassam Sayeh dihukum penjara dua kali seumur hidup, ditambah 30 tahun. Bassam didakwa berpartisipasi dalam perencanaan Operasi Itamar pada tahun 2015, yang mengakibatkan tewasnya dua pemukim Israel. Saat itu sedang sengit-sengitnya intifadhah al-Quds yang baru saja meletus