Tim Dosen Umri Beri Pelatihan Strategi Promosi Dodol Kelapa Sawit di Kampar
RIAU24.COM - Dalam rangka melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, tim dosen Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) pada Selasa (10/9) melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) di Desa Alam Panjang, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar.
Di desa yang terdapat banyak kebun kelapa sawit ini, ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) melaksanakan sebuah kegiatan kewirausahaan yaitu pembuatan dodol kelapa sawit.
Dodol kelapa sawit merupakan salah satu makanan unik yang hanya diproduksi oleh kelompok PKK Desa Alam Panjang. Sayangnya, dodol jenis ini tidak diproduksi rutin oleh ibu-ibu kelompok PKK di desa ini. Hal ini disebabkan pembuatannya yang cukup rumit dan memakan waktu cukup lama. Selain pembuatannya yang tidak efektif, cara mengenalkan produk ini dan bentuk kemasan yang sederhana membuat dodol kelapa sawit belum banyak dikenal masyarakat.
Tim dosen UMRI yang terdiri dari Desliana Dwita, S.IP, M.I.Kom (Dosen Prodi Ilmu Komunikasi), Wan Laura Hardilawati, S.E, M.M (Dosen Prodi Manajemen), dan Novia Gesrian Tuti, S.Si, M.Si (Dosen Prodi Biologi), baru-baru ini memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang strategi promosi dodol kelapa sawit melalui media online dan juga pelatihan pembuatan kemasan dodol yang menarik.
Dalam rilis yang diterima media ini, Selasa (10/9/2019) disebutkan, penyampaian materi tentang strategi promosi dodol kelapa sawit melalui media online tim dosen ini menyampaikan bahwa salah satu strategi perencanaan pemasaran melalui media online adalah merencanakan jenis media yang akan digunakan.
Diantara banyak media sosial yang tersedia, harus dipilih yang benar-benar dapat efektif mempromosikan dodol kelapa sawit. Bisa dilihat dari mayoritas penggunanya atau banyaknya variasi dalam memuat foto-foto promosi produk yang akan dipromosikan.
Sedangkan dalam rangka pengawasan strategi pemasaran yang telah dilakukan, perlu dijaga komunikasi dengan para konsumen agar terus berjalan dan terjaga dengan baik.
Sedangkan materi tentang cara membuat kemasan produk yang menarik, tim dosen ini memberikan rahasia kepada ibu-ibu PKK Desa Alam Panjang yaitu dengan memilih warna yang tepat, memilih bentuk kemasan yang sesuai, serta kemasan harus mudah dimengerti.
Pelatihan ini membuat para ibu-ibu peserta pelatihan bersemangat untuk tetap memproduksi dodol kelapasawit. Meskipun sempat berhenti memproduksi, setelah mengikuti pelatihan ini para ibu PKK
Desa Alam Panjang mengaku mendapat tambahan pengetahuan dan keterampilan tentang cara mempromosikan dodol kelapa sawit agar lebih dikenal lewat media online dan cara membuat kemasan dodol menjadi lebih menarik.
Setelah dilakukan hal tersebut, tentu saja akan berdampak pada peningkatan penjualan produk."Namun sayangnya, kami masih harus membuat dodol dengan cara tradisional. Kami harus mengeluarkan tenaga untuk mengaduk dodol dan waktu yang cukup lama hingga dodol benar-benar siap untuk dimakan,” kata salah seorang peserta.
Peralatan yang masih sederhana dan penjualan yang belum terlalu banyak membuat ibu-ibu ini tidak terlalu bersemangat untuk terus-menerus memproduksi dodol kelapa sawit.
“Mungkin jika kami sudah memiliki alat yang tidak harus mengeluarkan tenaga cukup besar untuk mengaduknya, kami akan lebih bersemangat lagi memproduksi. Kami kan sudah dapat pengetahuan tentang cara mempromosikan dan menjualnya,” tambah peserta lainnya.**