Kerjanya Cuma Duduk di Depan Toko, Tapi Penghasilan Pria Ini Rp700 Juta se-Tahun
RIAU24.COM - Keberadaan pengemis di kota-kota besar sudah menjadi pemandangan yang biasa. Dengan penampilan yang lusuh dan kumuh, mereka kerap terlihat hilir mudik meminta sumbangan di perempatan lampu merah. Ada juga yang memilih duduk di tempat keramaian.
Namun, meski terkesan seperti orang miskin, ternyata banyak pengemis yang justru memperoleh penghasilan besar, bahkan lebih besar dari orang yang bekerja di kantor.
Salah satu pengemis yang dapat mengumpulkan penghasilan besar adalah Ken Johnson. Ia bahkan bisa dibilang merupakan pengemis terkaya di dunia. Pengemis Sydney ini mampu menghasilkan 50.000 dollas AS (Rp 700 Juta) per tahunnya.
Dalam sebuah keterangan yang dirangkum Daily Telegraph, sehari-hari Johnson hanya duduk santai di George dan Market St, di luar toko Myer di CBD Sydney.
Sehari ketika mengemis, dia menghabiskan duduk hingga 16 jam selama 7 hari. Pada hari baiknya dia sering menerima 400 dollar AS (Rp5 juta) dari orang yang lewat.
Sedangkan sehari-hari, dia menrima antara 75-150 dollar AS (Rp1-2 juta). "Saya akan sangat kecewa jika saya melakukan hari Jumat yang panjang dan saya hanya punya 250 dollar AS (Rp3,5 juta)," kata Mr Johnson, yang telah tinggal di jalanan sejak akhir 90-an.
Meski demikian, dalam pernyataanya dia adalah orang yang baik hati. Dia menjelaskan bahwa uang yang diterimanya disumbangkan dan disimpan di tempat aman sebelum dibawa ke bank untuk disimpan beberapa kali seminggu. Sedangkan sebagian dari uang itu diberikan kepada temannya.
Dikatakan Johnson, ia tidak merokok, minum atau menggunakan narkoba, sebagai gantinya dia mengumpulkan uang itu untuk membutuhkan tranplantasi hati.
Penghasilannya yang bebas pajak mungkin terdengar menarik tetapi, tidak seperti kebanyakan pekerjaan, tidak ada cuti sakit atau rencana pensiun. Dia tidak mempunyai kesejahteraan karena itu membuatnya merasa seperti orang cacat.
Johnson mengatakan dia tidak mampu untuk menyewa dan tinggal di jalanan karena uangnya telah dihabiskan untuk membayar tagihan untuk temannya.
"Sebagian besar hostel tidak memiliki ruang untuk menyimpan barang-barang dan menyewa unit kecil hanya membutuhkan biaya terlalu banyak ketika Kamu berada di titik stres," katanya.***