Menu

Meski Prajurit TNI Tewas dan Bendera Bintang Kejora Berkibar, Moeldoko Sebut Pemerintah tak Emosional

Satria Utama 29 Aug 2019, 06:20
Bendera bintang kejora berkibar saat aksi demo
Bendera bintang kejora berkibar saat aksi demo

RIAU24.COM -  JAKARTA – Meski sudah banyak aparat keamanan yang gugur dan terluka  dalam menangani konflik di Papua, Pemerintah Indonesia tetap sabar dan tidak emosional menyikapi kejadian-kejadian itu.

Hal ini disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat menanggapi aksi menolak rasialisme di Kabupaten Deiyai, Papua, Rabu (28/8), berujung ricuh dengan korban satu anggota TNI gugur dan dua warga sipil meninggal dunia. 

Moeldoko juga menilai pengibaran bendera Bintang Kejora di seberang Istana Merdeka dan bentrokan yang terjadi di Deiyai kemarin adalah upaya memancing tindakan keras dari aparat TNI atau Polri. “Ini memang ada upaya masih pembentukan opini di luar yang dilakukan. Dan konfirmasi kebenarannya masih belum jelas," kata Moeldoko seperti dilansir Republika..

Moeldoko menyebutkan, pemerintah tidak ingin emosional menanggapi upaya provokasi yang dilakukan oknum-oknum tak bertanggung jawab. "Kita itu bermain di batas psikologi. Jadi, kita juga harus ukur dengan baik. Kita juga tidak boleh emosional karena, kalau kita ikut larut dalam emosi, maka langkah tindakan menjadi tidak terkontrol," kata Moeldoko.

Secara terpisah, Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Rodja mengatakan, kericuhan kemarin juga mengakibatkan lima anggota TNI dan Polri terluka. "Saat ini korban sudah dievakuasi ke RSUD Enarotali, dan situasi aman," kata Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Rodja saat dihubungi Antara, Rabu (28/8) malam.

Kapolda Papua mengatakan, insiden yang berakhir kericuhan itu berawal dari aksi yang dilakukan sekitar 100 orang yang melakukan orasi di halaman kantor Kabupaten Deiyai. Di sela aksi itu, tiba-tiba datang sekitar 1.000 orang yang berlari-lari kecil dan sebagian di antaranya menyerang aparat keamanan.

Massa menyerang mobil yang sebelumnya ditumpangi anggota TNI dan merampas senjata api yang berada di dalam mobil tersebut. Selain mengambil 10 senpi jenis SS1 beserta magasin berisi amunisi. Massa juga mengeroyok anggota TNI dengan menggunakan parang dan anak panah.

"Setelah berhasil mengambil senjata api, mereka melakukan penembakan ke aparat keamanan yang sedang melakukan pengamanan unjuk rasa hingga terjadi kontak senjata," tutur Irjen Pol Rodja.

Pada hari yang sama, di depan Istana Negara di Jakarta, puluhan warga Papua berdemonstrasi. Dalam aksi tersebut, mereka sempat mengibarkan bendera Bintang Kejora yang menjadi bendera perlawanan kelompok separatis lokal.***