Menu

Komentari Pemindahan Ibu Kota ke Kaltim, Mantan Menteri SBY: Jokowi Gagal Penuhi Janjinya

Muhammad Iqbal 28 Aug 2019, 20:12
Ketua Majelis Syuro PBB, MS Kaban
Ketua Majelis Syuro PBB, MS Kaban

RIAU24.COM - Mantan Menteri Kehutanan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) MS Kaban, mengomentari pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur (Kaltim) tepatnya di sebagian daerah Kabupaten Kutai Kartanegara dan sebagian di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan jika alasan pemindahan tersebut karena banyaknya beban yang ditanggung oleh Jakarta.

"Kenapa ibu kota harus pindah? Jakarta saat ini menyangga beban yang sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, bisnis, keuangan, perdagangan, dan jasa," kata Jokowi di Twitternya Senin, 26 Agustus 2019 lalu.

"Ini bukan kesalahan Pemprov DKI Jakarta. Tapi kita tidak bisa terus menerus membiarkan beban Jakarta yang makin berat itu," lanjutnya lagi.

Hal itulah yang ditanggapi oleh MS Kaban. Dia menilai Jakarta saat ini masih mampu membangun daerahnya dengan APBD sendiri.

"Sebenarnya bukan beban Jakarta yg terlalu berat itu  terbukti Jakarta mampu membangun dgn APBD nya sendiri," kata dia di akun Twitternya @hmskaban baru-baru ini.

Dia juga menilai jika Jokowi telah gagal memenuhi janjinya saat kampanye untuk menyelesaikan Jakarta jika jadi presiden. 

"Beban berat itu Pres Jkwi gak mampu / gagal memenuhi janjinya, jika jd Presiden lbih mudah selesaikan masalah Jakarta. Ingat lagu KoesPlus ke Jakarta Aku kan kembali," ujar Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang tersebut.

Untuk diketahui, pada saat Jokowi masih menjabat Gubernur DKI Jakarta dan mencalonkan diri sebagai presiden, dia berjanji akan tetap mengawal program pembangunan di Jakarta jika terpilih menjadi presiden Indonesia ketujuh.

Dengan jabatannya nanti, Jokowi berharap pembangunan Jakarta bisa berlangsung lebih cepat. "Ya tentu saja akan mengawal, karena apa? Ini Jakarta menyangkut Jabodetabek, untuk transportasi," kata Jokowi dilansir dari Merdeka.com Senin 24 Maret 2014 silam.

"Ini justru bisa mempercepat penyelesaian masalah-masalah yang ada. Menurut saya," tambahnya.