Bahas Kabut Asap, Mahasiswa Muhammadiyah Hari Gelar Diskusi Publik
RIAU24.COM - Pekanbaru - Kabut asap yang diakibatkan karhutla kembali terjadi di Provinsi Riau. Beberapa minggu belakangan kualitas udara masih dalam kategori tidak sehat. Bencana kabut asap seakan menjadi agenda tahunan yang terjadi di Provinsi Riau.
Pada hari Kamis (22/8) kemarin, BMKG Pekanbaru merilis menunjukan adanya peningkatan titik panas (hotspot) Karhutla. Pada level confidence 70 persen pukul 07.00 WIB sebaran titik panas mencapai 68 lokasi. Tentu ini jadi pekerjaan rumah besar untuk instansi terkait mengapa hal ini harus berulang-ulang terjadi, yang mana masyarakat Riau terus menjadi korban.
Melihat fenomena karhutla dan kabut ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Riau, hari ini akan mengupas tuntas masalah tersebut lewat diskusi publik.
DPD IMM Riau memilih Kabupaten Kampar sebagai tempat melaksanakan Diskusi Publik. Ini karena Kampar minim terdapat titik PANAS atau kebakaran lahan. "Selain itu agar masyarakat Kampar lebih teredukasi dalam hal lingkungan," kata ketua panitia diskusi, Muhamamd Firdaus dan Sekretaris Panitia Dzil Khoir.
Dijelaskan Firdaus, diskusi yang akan diadakan di All New TSJ Café, Bangkinang Kota pada Sabtu, 24 Agusuts 2019 ini mengambil tema “Sinergitas Mewujudkan Zero Kebakaran Hutan dan Lahan”.
Adapun beberapa narasumber yang akan mengisi Diskusi Publik ini, jelas Firdaus, diantaranya 9, Letkol INF. Aidil S. IP (Komandan KODIM 0313/KPR), AKBP. Andri Ananta Yudhistira S. Ik, M. H (Kapolres Kabupaten Kampar), Ir. Aliman Makmur M. Si, PhD (Kadis Lingkungan Hidup Kab. Kampar), Dr. Elviriadi (Ketua Majelis Lingkungan Hidup PWM Riau & Pakar Lingkungan Hidup Nasional) serta Syamsir S. Pd, M. Si (Ketua Pemuda Muhammadiyah Kab. Kampar)
Ditambahkan Djil Khoir, tujuan diadakannya diskusi ini agar semua elemen mulai dari aparat kepolisian,TNI, Pemda, OKP, khususnya IMM dan Angkatan Muhammadiyah serta masyarakat harus lebih serius untuk memberantas kebakaran hutan dan lahan.
Ketua Pemuda Muhammadiyah Kampar, Syamsir menyampaikan, bencana kabut asap itu jauh lebih berbahaya dibanding bencana banjir dan lainnya. "Sebagai Kabupaten tertua di Riau harus lebih siap mengantisipasi bahaya kabut asap ini” tuturnya.
Acara Diskusi Publik ini rencananya akan diadakan 2 bulan sekali dengan mengambil tema yang berubah-ubah, mulai dari permasalahan daerah, Provinsi, hingga nasional. ***