Menu

Pasca Lima Bulan Dinyatakan Kalah oleh Trump, ISIS Kembali Bangkit di Suriah

Riko 7 Aug 2019, 14:13
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Jaringan teroris ISIS kembali bangkit di Suriah kurang pasca lima bulan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan kekhalifahan kelompok teror itu 100% telah dikalahkan. Hal itu menurut laporan terbaru inspektur jenderal Pentagon tentang perang melawan ISIS.

Laporan itu berasal dari inspektur jenderal untuk Operation Inherent Resolve, nama resmi untuk operasi yang dipimpin AS melawan ISIS, mencakup periode 1 April hingga 30 Juni 2019.

"Meskipun kehilangan 'teritorial kekhalifahannya,' Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) memperkuat kemampuan gerilyawannya di Irak dan melonjak kembali di Suriah," bunyi laporan yang dirilis pada Selawa waktu setempat memperingatkan.

Menurut laporan tersebut penarikan sebagian pasukan AS dari Suriah telah berdampak pada perang melawan sisa-sisa ISIS, membuatnya lebih sulit untuk memberi tahu sekutu lokal di lapangan dan menghilangkan kemampuan AS untuk memantau daerah-daerah yang digambarkan sebagai zona potensi perekrutan yang memungkinkan ISIS untuk mengisi kembali jajarannya.

"Pengurangan pasukan AS telah mengurangi dukungan yang tersedia untuk pasukan mitra Suriah pada saat pasukan mereka membutuhkan lebih banyak pelatihan dan perlengkapan untuk menanggapi kebangkitan ISIS," tulis wakil kepala inspektur jenderal, Glenn Fine, dalam sebuah pesan yang menyertai laporan tersebut seperti disitir dari CNN, Rabu 7 Agustus 2019.

Presiden AS Donald Trump berulang kali menggembar-gemborkan peran pemerintahannya dalam mengusir kelompok teror itu dari daerah-daerah di bawah kendali teritorialnya. Hal itu dikatakannya pada rapat kabinet bulan lalu.

"Kami melakukan pekerjaan hebat terhadap kekhalifahan ISIS. Kami memiliki 100% wilayah kekhalifahan, dan kami dengan cepat menarik diri dari Suriah," ujar Trump.

Pada puncak kamapnye di Suriah, AS menerjunkan 3.000 tentara yang membantu memberikan saran kepada Pasukan Demokrat Suriah yang didukungnya ketika mereka mengusir ISIS dari kota-kota di seluruh timur laut Suriah. Jumlah pasukan AS telah menurun secara substansial, namun pejabat Pentagon belum memberikan statistik resmi tentang berapa banyak yang disiagakan di negara itu.