Mbah Moen Wafat, Kota Makkah yang Panas Berubah Jadi Mendung
RIAU24.COM - Setelah dipanggil Allah SWT, prosesi penguburan terhadap Pimpinan Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, KH Maimoen Zubair, terus dilaksanakan di Kota Makkah.
Dilansir viva, hingga berita ini dirilis Selasa 6 Agustus 2019 siang, proses persemayaman terhadap pria yang akrab diapa Mbah Moen itu sudah dilakukan. Jenazah Mbah Moen sudah dimandikan, untuk selanjutkan disalatkan dan kemudian dimakamkan.
Informasi dari Humas Kementerian Agama, Khoiron, yang ikut iring-iringan mobil ambulans Mbah Moen mengatakan, cuaca di Kota Makah tiba-tiba berubah menjadi mendung. Padahal, pada hari-hari sebelumnya, cuaca di Kota Makkah sangat panas, berkisar antara 31-41 derajat celcius.
Dalam foto yang dikirimkan Khoiron juga tampak awan mendung mengiringi sepanjang mobil ambulans yang membawa jenazah almarhum melaju.
Seperti dirilis sebelumnya, Mbah Moen menghembuskan napas terakhirnya di Makkah pada hari ini, saat menunaikan ibadah haji. Sebelumnya dikabarkan, pria kharismatik itu wafat saat akan melaksanakan salat tahajud.
Untuk diketahui, Mbah Moen merupakan kiai sekaligus tokoh senior PPP asal Rembang. Ia meninggal di usia 90 tahun. Hingga akhir hayatnya, Mbah Moen masih memimpin Pondok Pesantren Al-Anwar Serang, Rembang, Jawa Tengah.
Sebelum mendirikan pondok sendiri, almarhum menimba ilmu selama lima tahun di Pondok Lirboyo, Jawa Timur. Semasa itu, ia berada di bawah pengasuhan KH Abdul Karim, KH Mahrus Ali dan KH Marzuki. Semasa mudanya, almarhum juga pernah menimba ilmu di Tanah Suci.
Selain ulama, Mbah Moen juga seorang politikus. Dia pernah menjadi anggota DPRD Rembang selama tujuh tahun, serta anggota MPR selama tiga periode.
Meski dirinya adalah kiau di tubuh Nahdlatul Ulama (NU) Mbah Moen lebih memilih bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Hingga saat ini, Mbah Moen merupakan Ketua Majelis Syariah PPP. Hingga akhirnya hayatnya, almarhum masih memberikan perhatian terhadap kehidupan umat dan politik di Indonesia. ***