Tim Pengabdian Unri Bekerjasama CSR RU II Pertamina Tanam 1.000 Bibit Mangrove di Desa Sebauk, Bengkalis
RIAU24.COM - BENGKALIS - Tim Pengabdian Universitas Riau tahun 2019 yang melaksanakan Kukerta di Desa Sebauk, Kecamatan Bengkalis bekerjasama CSR RU II Pertamina Sungai Pakning melaksanakan kegiatan penanaman 1000 bibit mangrove di pesisir pantai yang terdapat di Desa Sebauk dengan membawa tema “We Who Plants a Tree Plants a Hope”.
Kegiatan yang dilaksanakan Universitas Riau ini juga sejalan dengan salah satu program Pertamina yaitu Pertamina Hijau atau program dari Pertamina yang berkaitan dengan lingkungan.
Penanaman 1000 pohon mangrove itu pada Sabtu 03 Agustus 2019 kemarin juga dihadiri perwakilan CSR RU II Pertamina Sungai Pakning Wahyu Purwanto dan Miftah Faridl Widagda.
Selain dihadiri perwakilan Pertamina acara ini pun dihadiri oleh Kepala Desa Sebauk, Tamrin, Painiwan SH Kasi Kesosbud Kecamatan Bengkalis dan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkalis H Basri.
“Kegiatan penanaman 1000 bibit mangrove yang ditaja oleh Mahasiswa Kukerta UNRI 2019 ini juga dapat kami jadikan suatu langkah awal untuk mengembangkan potensi desa kami Desa Sebauk ini menuju RKPDes tahun 2020,"ungkap Kepala Desa Sebauk Tamrin, Minggu 4 Agustus 2019.
Diutarakan Tamrin lagi, kegiatan ini juga merupakan salah satu program utama yang diusung oleh Tim Pengabdian Universitas Riau tahun 2019 dalam program kerja Kukerta Tematiknya dengan tujuan mengangkat potensi desa yang berada di Desa Sebauk.
"Selain sebagai program kerja utamanya kegiatan ini juga bertujuan untuk mencegah abrasi yang kian hari kian bertambah didaerah pesisir Pulau Bengkalis,"ujarnya lagi.
Sementara, Wahyu Purwanto selaku perwakilan Pertamina Sungai Pakning juga mengutarakan setelah adanya kegiatan penanaman 1000 bibit mangrove ini.
"Saya berharap dilingkungan pesisir yang ada di Desa Sebauk ini agar bisa terjaga dan penanaman mangrove sebenarnya tidak terlalu besar jumlahnya ini dapat menjadi awalan yang baik untuk memotivasi masyarakat dalam menjaga wilayah pesisir khususnya wilayah pesisir Desa Sebauk, kecamatan Bengkalis,"ungkap Wahyu.
Dari pantauan dilokasi penanaman pohon mangrove terlihat masyarakat Desa setempat juga turut dalam kegiatan penanaman bibit magrove itu. Warga setempat sangat antusias mulai dari dewasa hingga kaum ibu-ibu serta anak-anak.
"Antusias melakukan penanaman 1000 bibit Mangrove. Walaupun Desa Sebauk masih terbilang aman dari ancaman abrasi besar yang mengancam Pulau Bengkalis. Akan tetapi kegiatan ini kiranya dapat juga diikuti oleh desa-desa lain yang berada di Pulau Bengkalis,"kata Wahyu lagi.
“1000 bibit mangrove yang sudah ditanam ini nantinya saya harap bisa dikembangkan lagi menjadi beribu-ribu bibit baru karena bukan hanya dari segi lingkungan yang menguntungkan bahkan dari segi ekonomi juga dapat menguntungkan dengan menjual bibit yang sudah bisa dibudidayakan sendiri oleh masyarakat melalui kelompok-kelompok yang nantinya harus dibentuk," sambung Miftah.
Miftah juga menambahkan bahwa jika hanya diambil batang mangrove dalam 10-20 tahun kedepan bukan waktu lama dalam mengangkat perekonomian masyarakat, akan tetapi juga akan membuat hutan mangrove yang sudah ada akan gundul kembali jika hanya diambil batangnya dan tidak di budidayakan kembali.
"Maka dari itu membudidayakan tanaman mangrove ini selain mendapat dampak positif dari segi lingkungan juga terdapat dampak positif dari segi perekonomian masyarakat sekitar dan apabila dikelola dengan baik akan bisa menarik wisatawan yang ingin melihat dan mempelajari tanaman mangrove dan ekosistem yang ada didalamnya," pungkasnya.***
R24/phi/hari