Menu

Senat Langsung Cemas, Donald Trump Pakai Hak Veto Loloskan Penjualan Senjata ke Arab Saudi

Riki Ariyanto 26 Jul 2019, 11:40
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pakai hak veto loloskan penjualan senjata ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (foto/int)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pakai hak veto loloskan penjualan senjata ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (foto/int)

RIAU24.COM -  Jumat 26 Juli 2019, Situasi di pemerintahan Amerika Serikat (AS) memanas. Hal itu setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memakai hak veto terhadap tiga resolusi Senat Amerika Serikat (AS) yang blokir penjualan senjata senilai Rp113 triliun ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi.

zxc1

Dilansir dari Okezone, Presiden AS Donald Trump menyebut ketiga resolusi itu "akan melemahkan daya saing Amerika di dunia" serta merusak hubungan dengan sekutu-sekutu Amerika Serikat (AS).

Hak veto dipakai setelah Senat yang dikuasai Partai Republik berpendapat untuk mencegah penjualan senjata ke Arab Saudi dan UEA. Hal itu dilakukan sebab dikhawatirkan dapat melibatkan AS dalam konflik di Timur Tengah.

zxc2

Para anggota Senat Amerika Serikat (AS) cemas senjata-senjata tersebut nantinya malah dipakai kedua negara tersebut untuk menghadapi perang sipil di Yaman.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kongres AS mengecam peran Arab Saudi di krisis Yaman termasuk pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi tahun lalu.

Sebagai respon veto Trump, Senat AS akan melakukan pemungutan suara dalam beberapa hari kedepan. Pemimpin Fraksi Republik di Senat, Mitch McConnell menyebut hal itu dilakukan untuk memutuskan apakah veto itu harus dilawan balik atau tidak.

Hanya saja, beberapa analis menilai Senat tidak akan mampu menggalang dua-pertiga dari seluruh anggota untuk melawan veto Presiden AS Donald Trump. Sebagai informasi Presiden AS Donald Trump sudah tiga kali memakai hak veto.

Presiden AS Donald Trump berkeras Arab Saudi dan UEA merupakan "benteng dari aktivitas buruk Iran dan proksinya di kawasan" Timur Tengah. Memang ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran meningkat tajam sejak Donald Trump mengeluarkan AS dari kesepakatan yang dibuat Iran dengan sejumlah negara guna membatasi program nuklir.