Menu

Megawati Ketemu Prabowo, Begini Respon Surya Paloh

Siswandi 24 Jul 2019, 23:41
Surya Paloh
Surya Paloh

RIAU24.COM -  Pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Rabu 24 Juli 2019 siang tadi, mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.

Untuk diketahui, pada saat pertemuan Megawati dan Prabowo, Surya Paloh juga memiliki agenda sendiri, yakni bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Bila Megawati menjamu Prabowo di kediamannya, sedangkan Surya Paloh menjamu Anies Baswedan di kantor DPP Partai Nasdem.

Lalu bagaimana respon Surya Paloh terhadap pertemuan Megawati dan Prabowo tersebut?

Surya Paloh menyampaikan bahwa parpol yang ia pimpin turut merasa senang dengan bertemunya Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto. Menurutnya. Indonesia memang butuh silaturahmi-silaturahmi politik para elite. Sehingga, ketegangan yang dialami masyarakat pada musim Pemilu 2019 bisa mencair.

"Kami hormati dan senang dengan silaturahmi itu. Negeri ini membutuhkan," lontarnya, dilansir viva.

Sementara terkait pertemuan dirinya dengan Anies Baswedan, yang waktunya bersamaan dengan pertemuan Megawati-Prabowo, Surya Paloh mengatakan tidak dilakukan secara sengaja. Hal tersebut ditegaskan tidak direncanakan.

"Memang kebetulan," ujar Surya Paloh.

Surya Paloh juga mengemukakan, ia mencermati pertemuan Mega-Prabowo dari media. Tidak perlu ada komunikasi dari PDIP ke Nasdem terkait pertemuan Mega-Prabowo. "Kita sudah langsung otomatis memahami, menghargai," ujarnya lagi.

Rileks Saja
Sementara itu, Megawati yang dikonfirmasi usai pertemuan dengan Prabowo, mengatakan dirinya sempat menawarkan Prabowo untuk hadir ke Kongres PDIP pada 8-11 Agustus 2019.

Mega mengatakan politik tidak perlu dibuat kaku-kaku. Dia meminta semua pihak untuk santai. "Rileks sajalah, negeri tercinta ini. Terima kasih atas keadatangannya, pertemuan ini menghisap wartawan untuk selalu tahu," ujarnya.

Mega menambahkan bahwa saat ini dia dengan Prabowo ada perbedaan dalam sikap politik. Tapi dia mengingatkan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia tidak ada oposisi. "Kalau beda monggo saja, dialog diperlukan," ujarnya lagi. ***