Cina Uji Coba Rudal Balistik di Laut China Selatan, Amerika Terus Memantau
RIAU24.COM - Militer China menggelar uji coba rudal balistik anti-kapal di perairan Laut China Selatan yang disengketakan. Uji coba pertama dilakukan selama akhir pekan lalu dengan menembakkan setidaknya satu rudal ke laut.
Salah seorang pejabat AS yang tidak ingin diungkap identitasnya mengatakan, uji coba senjata anti-kapal itu kemungkinan akan terus berlangsung sampai hari Rabu (3/7/2019) besok. Militer AS memiliki kapal di Laut China Selatan, namun enggan mendekati lokasi tes misil sejak akhir pekan lalu. Pejabat tersebut memastikan kapal militer Washington tidak berada dalam bahaya.
Tes rudal balistik anti-kapal oleh militer Beijing itu diakui pejabat AS itu cukup mengkhawatirkan. Pejabat Washington tersebut tidak dapat memastikan apakah rudal anti-kapal yang diuji mewakili kemampuan baru militer Beijing. Pihak resmi di Pentagon sendiri belum menanggapi permintaan komentar yang diajukan CNBC dan NBC.
Uji coba senjata di Laut China Selatan itu berlangsung ketika AS dan China meredakan ketegangan terkait perang dagang yang sedang berlangsung. Di sela-sela KTT G-20 di Jepang pada akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk memulai kembali perundingan dan tidak mengenakan tarif baru pada barang masing-masing.
Laut China Selatan, yang merupakan rumah bagi lebih dari 200 titik daratan, berfungsi sebagai pintu gerbang rute perairan global di mana sekitar USD3,4 triliun dihasilkan setiap tahunnya dari lalu lintas kapal perdagangan. Selain China beberapa negara Asia memiliki klaim yang saling tumpang tindih di kawasan Laut China Selatan. Negara-negara tersebut antara lain; Malaysia, Filipina, Brunei, Taiwan dan Vietnam.
Pada bulan Mei 2018, China secara diam-diam memasang rudal jelajah dan sistem rudal surface-to-air di tiga pos terdepan di sebelah barat Filipina di Laut China Selatan. Itu merupakan langkah yang memungkinkan Beijing untuk lebih lanjut memproyeksikan kekuatannya dalam sengketa wilayah perairan yang memanas. Menurut laporan intelijen AS, rudal China disebar di Fiery Cross Reef, Subi Reef dan Mischief Reef di Kepulauan Spratly.
Pihak AS menyatakan keprihatinan atas langkah militerisasi Beijing. Washington beberapa kali melakukan patroli kapal perang di dekat perairan sengketa dengan alasan operasi kebebasan bernavigasi di perairan internasional.***
R24/bara