Masuk Daftar Bakal Calon Bupati Bengkalis dari PKS, Azmi Rozali Langsung Disambut Antusias
RIAU24.COM - BENGKALIS – Penggagas program pemberdayaan ekonomi masyarakat Riau pesisir, H. Azmi Rozali, S.IP., M.Si., dinominasikan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai salah seorang bakal calon Bupati Bengkalis periode 2021 – 2026.
Nama anggota DPRD Kabupaten Bengkalis tiga periode ini disebut bersama dengan 9 orang lainnya, yaitu : H. Abi Bahrun, Ssi., M.Si., H. Adri, dr. Fidel Fuadi, Drs. H. Suayatno, Sanusi, SH., MH., Giyatno, Ir. H. Samsu Dalimunthe, Islal Tria Putra, A.Md., serta Khairul Umam, Lc., MA.
PKS dengan karakternya yang khas dan militan sengaja menyajikan 10 nama untuk diseleksi secara alamiah oleh masyarakat. “Secara kapasitas, mereka dinilai siap untuk mewakili PKS bertarung pada pemilihan Bupati Bengkalis tahun 2020,” ujar H. Misno, ketua daerah dakwah DPW PKS Riau kepada media ini.
Namun siapa yang akan ditetapkan nanti, itu sangat tergantung pada dinamika politik yang berkembang di masyarakat. Misno sendiri belum mau buka suara. "Kader terbaik dan yang mempunyai peluang besar untuk menang yang akan diusung nanti,” katanya.
Kabupaten Bengkalis dengan kondisi alamnya yang mengandung minyak bumi sehingga menimbulkan dana bagi hasil yang memadai di APBD-nya sedang membutuhkan Kepala Daerah yang berkompeten.
“Sosok Azmi itu boleh! Dia itu intelektual, santun dalam bersikap namun tegas dalam mengambil keputusan. Orangnya sederhana, namun pekerja keras, punya visi misi yang jelas untuk memberdayakan ekonomi masyarakat,” ujar seorang pelaku UMKM di desa Penebal, kecamatan Bengkalis, Nenny Triyana.
Hal yang sama juga dikatakan oleh aktivis pemberdayaan masyarakat kecamatan Bathin Solapan, Murdiana Koto. “Kalau pak Azmi yang diusung, saya akan turun all-out ke lapangan!” ujarnya.
Menurutnya sejak tahun 2016 sampai 2019, anggota DPRD yang juga kandidat doktor ilmu politik Universitas Nasional (UNAS) itu membina langsung pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di kawasan Riau pesisir untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
Di pemilu 2019 yang baru lalu, aktivis mahasiswa Riau tahun 1990 – 1996 tidak lagi mencalonkan diri untuk tingkat kabupaten Bengkalis, karena dirinya merasa sudah “terlalu lama” duduk sebagai anggota DPRD Bengkalis, yaitu 15 tahun.
“Sudah masanya alih generasi. Yang muda harus berani tampil mengemban tanggungjawab yang lebih besar. Masyarakat kita butuh wakil rakyat yang gigih dan pejuang tangguh,” tegasnya. ***
R24/bara