Disebut Pemimpin Iran Idiot, Presiden Amerika Donald Trump Mengamuk di Twitter
RIAU24.COM - TEHERAN - Presiden AS Donald John Trump karena disebut idiot oleh Presiden Iran Hassan Rouhani. Ejekan Rouhani itu dilontarkan sebagai respon keras atas sanksi baru yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) terhadap Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Rouhani mengatakan sanksi terhadap Khamenei akan gagal karena dia tidak memiliki aset di luar negeri. Menurutnya, sanksi itu menandakan keputusasaan AS. "Tindakan Gedung Putih berarti itu mengalami keterbelakangan mental," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan langsung di stasiun televisi negara Iran pada hari Selasa, kemarin.
Ia menambahkan bahwa "kesabaran strategis" Teheran tidak boleh disalahartikan sebagai ketakutan.
Sanksi AS yang menargetkan Khamenei dan pejabat tinggi Iran lainnya merupakan respons Trump atas penembakan pesawat nirawak mata-mata militer AS, RQ-4 Global Hawk, oleh rudal Iran pada 20 Juni lalu.
Komentar Rouhani itu memicu kemarahan Trump. Melalui Twitter, pemimpin Amerika itu mengumbar ancaman terhadap Iran. Dia memperingatkan rezim para Mullah untuk tidak meremehkannya karena pemerintahan AS sekarang berbeda dengan kepemimpinan Presiden Barack Obama.
"Orang-orang Iran yang luar biasa menderita, dan tanpa alasan sama sekali. Kepemimpinan mereka menghabiskan semua uangnya untuk teror, dan sedikit untuk yang lain. AS tidak melupakan penggunaan (bom) IED dan EFP di Iran, yang menewaskan 2000 orang Amerika, dan melukai banyak lagi," bunyi tweet Trump, yang dikutip dari akun Twitter-nya, @realDonaldTrump, Rabu (26/6/2019) seperti dilansir sindonews.
"Pernyataan Iran yang sangat bodoh dan menghina, dikeluarkan hari ini, hanya menunjukkan bahwa mereka tidak memahami kenyataan. Setiap serangan oleh Iran terhadap apa pun yang dilakukan orang Amerika akan disambut dengan kekuatan besar dan luar biasa. Di beberapa wilayah, kewalahan akan berarti pelenyapan. Tidak ada lagi John Kerry dan Obama!," lanjut Trump.
Penyebutan Kerry dan Obama itu sekaligus sebagai kritik Trump bahwa politisi Demokrat ketika berkuasa bersikap lunak terhadap negara yang bernama resmi Republik Islam tersebut.***