Hari Pertama Tiba Ikuti Festival Pusaka Nusantara di Bali, Pemkab Siak Studi Tiru Inovasi di Tabanan dan Badung.
RIAU24.COM - SIAK-Hari pertama tiba di Provinsi Bali untuk misi promosi pariwisata Negeri Istana bersempena helat Festival Pusaka Nusantara VII dan Rakernas JKPI 2019 di Amlapura Kabupaten Karangasem, dimanfaatkan Pemkab Siak untuk melakukan studi tiru di dua kabupaten sekaligus.
Rombongan Pemkab berbagi tugas dalam dua kelompok untuk melaksanakan studi tiru di Tabanan dan Badung yang terkenal unggul dengan beberapa sektor pembangunan, khususnya dibidang pelayanan publik dan kepariwisataan.
Delegasi Pemkab Siak yang melaksanakan studi tiru ke Kabupaten Tabanan dipimpin langsung oleh Bupati Alfedri, dan disambut Staff Ahli Bupati Bidang kemasyarakatan dan SDM Sudaryo, dikantor Bupati Tabanan.
Dipilihnya Kabupaten Tabanan yang memiliki 10 Kecamatan, 133 Desa, 814 Banjar Dinas, 348 Desa Adat, 933 Banjar Adat tersebut menjadi lokasi studi tiru. Dikatakan Bupati Alfedri, ia ingin masing-masing pimpinan OPD kedepan dapat mencontoh beberapa inovasi unggul yang ada di Tabanan yang telah ditetapkan sebagai lumbung padinya Provinsi Bali itu.
"Kita akan belajar dan mengamati berbagai program pelayanan masyarakat dan pelayanan publik terbaik yang ada disini, untuk nantinya dilaksanakan di Siak. Setelah ini akan ada pertemuan dan evaluasi di Seiak sebagai tindak lanjut kegiatan studi tiru ini", kata Alfedri.
Sebagai Kabupaten yang baru menginjak usia 20 tahun pada Bulan Oktober mendatang, pemimpin Siak itu menyatakan komit untuk terus meningkatkan kualitas layanan publik lewat beragam inovasi pembangunan.
"Semoga dengan adanya kunjungan ini, kedepan kita mampu terus meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat ", harapnya.
Di Tabanan lanjut Alfedri, delegasi Pemkab setidaknya telah mencatat dan siap menerapkan beberapa skema dan pola kebijakan hasil studi tiru dari Tabanan, misalnya terkait pembangunan infrastruktur jalan secara mandiri, layanan angkutan anak sekolah, penanganan ketahanan pangan dan diverifikasi pangan di areal pariwisata, manajemen pengelolaan kabupaten sehat, pengelolaan dan pengaturan penempatan dalam bentuk perda perlindungan tenaga kerja lokal.
“Termasuk juga terkait pengembangan varietas tanaman kopi, pemanfaatan sampah dan pengelolaan bank sampah, penerapan sasaran kinerja pegawai, peternakan untuk meningkatkan kesejahteraan pengembangan masyarakat, pengelolaan warisan budaya dunia subak, serta tata ruang, perumahan rakyat & kawasan pemukiman, dan pembinaan kampung proklim” jelas dia.
Beberapa hal menarik menurutnya terkait pola pengelolaan sampah, dimana Kabupaten Tabanan sudah sangat maju dalam menerapkan kebijakan pengurangan penggunaan plastik melalui Peraturan Gubernu tentang pembatasan penggunaaan plastik.
Selain itu kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh aturan-aturan adat istiadat.
“Misalnya sedotan disini sudah tidak lagi dari plastik, tapi dari bambu atau stenlesstel, termasuk dalam berbelanja di supermarkat juga sudah membawa tas sendiri dari rumah. Demikian juga penyelenggaraan pemerintah adat telah berjalan turun temurun, sehingga hukum adat lebih kuat dan ditaati masyarakat ketimbang hukum formal” jelas Alfedri.
Sementara itu disaat yang sama, sebagian delegasi Pemkab Siak juga melaksanakan kegiatan studi tiru ke Kabupaten Badung dan dipimpin oleh Sekda Tengku Said Hamzah.
Kehadiran delegasi kedua di Kabupaten Badung, untuk mempelajari dan melakukan studi tiru beberapa hal di Kabupaten Badung khususnya terkait penerapan tunas integritas dan budaya integritas, kerjasama pemanfaatan daerah tujuan wisata, perencanaan pariwisata desa, pengelolaan dan penyelenggaraan smart city, penyelenggaraan Lembaga Adat di Desa.
“Selain itu kita juga mempelajari bagaimana proses verifikasi dan validasi Basis Data Terpadu (BDT) penduduk miskin, penyusunan anggaran berbasis kesejahteraan gender, pengelolaan perpustakaan desa, pengembangan pariwisata tingkat desa dan kecamatan, pelaksanaan tugas-tugas penanggulangan bencana, pembinaan kepemudaan berbasis adat istiadat, pengelolaan pasar pariwisata, pembinaan kepemudaan berbasis adat istiadat, pengelolaan pasar pariwisata, pembinaan pengrajin souvenir, pembinaan pencalang terkait keamanan dan ketertiban wilayah” kata Hamzah.(lin)