Ini Pemenang Lomba Karya Jurnalistik PWI Riau-KLHK Berhadiah Rp115 Juta
Dan kegiatan LKJ ini, sebut Edwin, juga menjadi patokan bagi rekan-rekan wartawan di Jakarta nantinya. Bahkan kegiatan LKJ ini akan dikembangkan di beberapa provinsi rawan karhutla di Indonesia.
"Banyak sekali rekan-rekan kami di tempat lain merasa iri dengan kegiatan LKJ ini, kenapa kok di Riau. Kita harapkan juga nanti bisa berkembang se-Indonesia, sehingga nama Manggala Agni bisa bersuara dalam upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Untuk itu ke depan kami siap berkomunikasi dengan seluruh rekan-rekan wartawan," ujar Edwin.
Sementara itu, Ketua PWI Riau H Zulmansyah Sekedang menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI yang sudah berkenan bermitra dengan PWI Riau menggelar kegiatan Lomba Karya Jurnalistik. Jadi ada empat perlombaan yakni lomba karya tulis untuk media cetak dan online, kemudian ada lomba karya foto jurnalistik serta lomba karya video.
"Jumlah pesertanya target kita 100, ternyata melebihi seratus. Kita bersyukur ternyata antusias peserta untuk mengikuti lomba ini luar biasa. Dan tadi saya berbincang dengan salah seorang Manggala Agni, ternyata hadiahnya langsung dibawa cash (tunai). Jadi sore ini langsung dibawa Rp115 juta. Ini momentum bersejarah juga bagi PWI, pertama kali bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan langsung dapat hadiah Rp115 juta. Teman-teman PWI Pusat juga tanya, kok bisa ya PWI Riau bisa langsung berhubungan dengan Kementerian di Jakarta. Kita bilang, bisa lah. PWI Riau HEBAT. Tentu kami berterima kasih Pak Edwin, mohon disampaikan salam kami ke Pak Rafles dan khusus kepada Ibu Menteri, bahwa teman-teman di Riau berterima kasih dengan digelarnya perlombaan ini," beber Zulmansyah yang akrab disapa Zum ini.
Dikatakan Zum, memang bukan hanya sebagian masyarakat awam dengan Manggala Agni. Tapi bukan hanya masyarakat, teman-teman wartawan juga awam dengan Manggala Agni. Tapi begitu ada kompetisi ini, Manggala Agni bahasa lainnya Ksatria Penakluk Api. Mereka ini para penakluk api.
"Jadi kalau di lapangan, pemadam kebakaran itu katanya pantang pulang sebelum padam. Jadi mereka ini kalau orang Batak bilang Simatupang. Siang Malam Tunggu Panggilan. Dimana ada kebakaran, kontak, mereka langsung datang," ujarnya.