RIAU24.COM - Minggu 16 Juni 2019, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disebut menghabiskan Rp 14 miliar pasang iklan di media sosial (Medsos) Facebook. Iklan tersebut khusus tema ulang tahun dirinya yang ke-73.

Dilansir dari Tempo, iklan ulang tahun Donald Trump dipasang selama lima minggu. Daily Express mengutip laporan The New York Times menulis Trump telah menghabiskan hampir setengah juta dolar untuk iklan ulang tahunnya yang jatuh pada 14 Juni lalu.

Hanya saja beberapa iklan Facebook diketahui salah menuliskan umur Presiden AS tersebut dengan usia 72 tahun. Ada satu iklan khususnya mendorong orang untuk menandatangani kartu ulang tahun online untuk Trump yang bertuliskan, "Presiden Trump tidak sabar untuk membaca pesan ulang tahun Anda."

Sementara satu iklan yang dibeli dua hari sebelum ulang tahun Trump berpesan, "Dia akan membaca nama setiap pendukung yang menandatangani kartu ketika kami memberikannya kepadanya pada hari ulang tahunnya. Akankah dia melihat nama Anda?"

Disebut kartu ulang tahun ini cara efektif yang bisa membantu kampanye pemilihannya yang akan datang. Terutama mengumpulkan informasi tentang calon pemilih Trump saat ini dan yang potensial.

"Upaya membangun daftar digital seperti kartu ulang tahun adalah cara yang bagus untuk melibatkan kembali para pendukung, untuk menyegarkan kembali daftar email Anda dan untuk menumbuhkan hubungan yang lebih pribadi dengan basis donor yang ada," sebut seorang ahli strategi digital dari Partai Republik Michael Duncan kepada New York Times.

Sejak awal tahun 2019, Donald Trump telah habiskan sekitar Rp 90 miliar untuk iklan Facebook, menurut Bully Pulpit. Konsultan digital Amerika dan manajer kampanye Trump Brad Pascale pernah mengatakan kebijakan iklan Facebook sebagai 'hadiah'.

Pada Tahun 2016, kampanye Donald Trump berfokus pada media sosial (Medsos) membuat hampir 6 juta iklan antara periode Konvensi Nasional Republik dan pemilihan umum. Biaya iklan Facebook terbaru Trump diyakini menargetkan demografi memperkuat basis dukungannya, sebagai persiapan pemilihan presiden AS yang berikutnya. (Sumber: Tempo)