Jokowi Usul Undang Maskapai Asing Layani Rute di Tanah Air, Ini Respon Menohok Alvin Lie
RIAU24.COM - Presiden RI Joko Widodo mengusulkan mengundang maskapai penerbangan asing untuk melayani rute di Tanah Air. Tujuannya, kehadiran maskapai asing tersebut bisa menekan harga tiket pesawat yang hingga saat ini masih membumbung tinggi. Usulan itu saat ini tengah dibahas di instansi terkait.
Namun wacana itu langsung disindir pengamat penerbangan Tanah Air, Alvin Lie. Menurutnya, rencana itu tidak tepat. Rencana itu juga tidak dilihatnya sebagai solusi, karena diyakini tidak akan menyelesaikan persoalan penerbangan terutama terkait naiknya tarif pesawat.
Selain itu, Wacana tersebut juga tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun tentang Penerbangan dan Peraturan Presiden No. 44 Tahun 2016 tentang Bidang Usaha yang tertutup dan terbuka di bidang penanaman modal.
"Jadi...tidak ada satu negara pun di dunia yg mengijinkan maskapai milik asing untuk melayani rute domestik negaranya," ujarnya kepada antara.
"Jika Pemerintah tidak puas atau kecewa terhadap kondisi transportasi udara saat ini, seharusnya langkah yang diambil adalah introspeksi dan berbenah ke dalam perusahaan, bukan mengundang pihak luar untuk masuk," ujarnya, di Jakarta, Kamis 6 Juni 2019.
Dilansir republika, Alvin menilai, kalaupun saat ini konsumen merasakan harga tiket mahal, itu karena biaya operasi Airlines naik melampaui pertumbuhan daya beli sejak 2014. Kondisi ini juga disebabkan turunnya nilai tukar rupiah dibanding tahun 2014.
Kondisi ini juga tidak lepas dari kebijakan transportasi udara selama ini saat tarif batas atas (TBA) tidak pernah ditinjau dan disesuaikan sejak 2014. Namun pada saat sama biaya operasi terus naik. Begitu pula halnya dengan tarif batas bawah (TBB) juga tidak pernah ditinjau sejak 2016.
Alvin yang juga Komisioner Ombudsman RI Bidang Transportasi ini menggambarkan, jika pasar transportasi udara Indonesia menguntungkan dan atraktif, maka dalam 10 tahun terakhir sudah masuk banyak pemain baru dengan pola seperti Indonesia Air Asia. Namun, faktanya tidak ada pendatang baru sedangkan pemain lama berguguran.
"Hanya tersisa Garuda Group, Lion Group dan Indonesia Air Asia untuk pelayanan rute nasional," ujarnya lagi. ***