Andre Rosiade Sebut Kasus Kivlan Zen Terkesan Dicari-cari
RIAU24.COM - Penahanan terhadap mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, Kivlan Zen, yang terjerat dalam kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal, disorot Andre Rosiade yang merupakan juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN). Ia menilai, kasus itu seolah-olah mencari-cari kesalahan Kivlan.
"Ada kesan atau indikasi seakan-akan dicari-cari kesalahan, itu yang kita sayangkan. Kita akan mendorong agar proses hukum Pak Kivlan ini dilakukan secara transparan dan berkeadilan," lontarnya, Jumat 31 Mei 2019 di Jakarta.
Karena itu, ia mendorong mendorong tim advokasi BPN Prabowo-Sandiaga untuk membantu pendampingan hukum. Selain itu, ia juga meminta DPR memeriksa kasus hukum yang menimpa Kivlan Zen tersebut.
Menurutnya, hal itu perlu dilakukan, agar tidak ada indikasi kriminalisasi terhadap tokoh-tokoh yang mendukung Prabowo dan Sandiaga Uno.
"Kita mendorong Fadli Zon sebagai pimpinan DPR RI koordinator bidang politik, hukum dan keamanan (Korpolkam) untuk mengecek kasus ini. Seperti beliau mengecek kasus Eggi Sudjana dan Lieus Sungkharisma dan lainnya," pinta Andre, dilansir republika.
Oihaknya juga meminta pihak Kepolisian mengungkap kasus itu secara terbuka. Sehingga BPN Prabowo-Sandiaga dan juga rakyat Indonesia dapat mengetahui rekonstruksi kasus Kivlan Zen seperti apa. Mengingat yang bersangkutan juga ditetapkan sebagai tersangka kasus makar dan hoaks atau berita bohong.
Seperti diketahui, Kivlan resmi ditahan di Rutan POM DAM Jaya Guntur, Jakarta Pusat, pada Kamis (30/5/2019).
Ia ditahan karena tersangkut kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal. Ia ditahan setelah menjalani proses pemeriksaan di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya selama 28 jam.
Menurut Burhanuddin, salah satu kuasa hukum Kivlan Zen, kliennya mengaku bahwa senjata yang dibawa tersangka Armi adalah untuk melindungi sang purnawirawan TNI tersebut. Hal tersebut disampaikan saat pemeriksaan Kivlan oleh penyidik.
"Jadi salah seorang dari empat orang yang diketahui Pak Kivlan, mengatakan bahwa Pak Kivlan adalah target untuk dilenyapkan, jadi mereka berusaha untuk melindungi Kivlan," terangnya ketika itu.
Ia juga membantah kabar yang menyebutkan Kivlan yang memerintahkan untuk membeli senjata tersebut. "Enggak ada itu, bahkan senjata yang ditunjukkan tidak sama dengan apa yang pernah dilihat. Waktu yang dilihat itu senjata untuk berburu, bukan senjata untuk melakukan militer itu, bahkan kalibernya kecil," ujarnya lagi. ***