Hati-hati, Akali Pembatasan Medsos Oleh Pemerintah Dengan Cara Ini Ternyata Berbahaya!
"Dalam kasus ini pengguna VPN gratisan ibaratnya anak kecil yang tidak mengerti bahayanya mengambil permen dari orang tidak dikenal dan semua data (trafiknya) dilewatkan ke server VPN," jelas Alfons.
"Pemilik server VPN jika menginginkan bisa saja melakukan tapping (merekam) atas trafik yang lewat ke servernya dan berbagai risiko mengancam pengguna VPN gratisan tersebut," sambung Alfons.
Alfons sampaikan ada beberapa resiko jika memakai VPN yang 'jahat'. Pertama, data penting pengguna internet seperti kredensial akun, data kartu kredit, login internet banking yang tidak dilindungi dengan baik akan bocor.
Kedua, profil dari pengguna VPN, browsing ke mana saja, hobinya apa, kecenderungan politiknya, bisa terlihat dari situs-situs yang dikunjunginya dan terekam dengan baik di server VPN.
Ketiga, trafik VPN yang masuk ke dalam user bisa dengan mudah disusupi iklan atau malware yang digunakan untuk menginfeksi user. Malware dan risikonya tidak kalah bahaya dengan kasus Spyware Israel di WhatsApp beberapa waktu lalu.
"Saya tidak bilang semua penyedia VPN gratisan buruk/jahat. Tetapi logikanya menyediakan layanan VPN membutuhkan server, biaya operasional dan bandwidth. Jadi tidak logis kalau ada VPN gratisan yang reliable. Kalaupun ada yang relatif aman tetapi performanya biasanya rendah (speednya rendah/lemot)," tutupnya.