RIAU24.COM -  Klatch Coffee, sebuah kedai kopi yang beroperasi di California, AS, akan menyediakan kopi yang diklaim sebagai kopi termahal se-Dunia. Bayangkan saja, untuk secangkir kopi tersebut, harganya mencapai 75 dolar AS atau setara Rp1,084 juta. Benar-benar bikin deg-degan. Dengan harga setinggi langit itu, rasanya seperti apa ya?

Kopi termahal di dunia itu, akan tersedia di cabang kedai itu yang berada di Southern California dan San Francisco.

Kopi tersebut dibuat dari biji Elida Natural Geisha 803. Nama 803 diambil dari rekor termahal biji kopi organik yang seharga 803 dolar AS per pon.

Menurut sang pemilik, Bo Thiara, biji kopi itu dilelang setelah memenangkan kompetisi Best of Panama Coffee. Thiara mengklaim, kompetisi kopi yang digelar rutin tahunan itu, sama halnya dengan penghargaan Oscar dalam dunia perfilman.

Dilansir AP, Kamis 16 Mei 2019, Thiara mengatakan biji 803 hanya dijual 100 pon atau sekitar 45 kilogram. Sebagian besar kopi itu dijual ke Jepang, China dan Taiwan.

Dari jumlah itu, Klatch berhasil mengamankan sekitar 10 pon atau 4,5 kilogram. Hal itu membuat kedai kopi miliknya itu menjadi satu-satunya kedai yang menjual kopi itu di Amerika Utara.

Klatch menggambarkan kopi itu sebagai varietas Arabika yang langka dari Panama. Memiliki bunga seperti teh dengan aroma melati dan beri. Dari setiap sepuluh pon biji kopi 803, bisa menghasilkan sekitar 80 cangkir kopi.

Beberapa pencinta kopi, ada yang beruntung dan sempat mencicipi sampel kopi itu di Klatch Coffee cabang San Francisco. Salah satunya, adalah Lauren Svensson, seorang pecinta kopi dari San Francisco.

Menurutnya 803 sangat berbeda dari kopi yang pernah ia cicipi sebelumnya. "Otak saya sedikit meledak dengan fakta ada kopi seharga 75 dolar AS," kata Svensson.

Sedangkan penikmat kopi lainnya, Charlie Sinhaseni juga memberikan penilaian baik tentang 803. Walaupun sebelumnya ia sempat sedikit pesimis.

"Ketika pertama kali saya melihatnya, saya pikir ini akan terlalu ambius, dan saya akan memikirkan semua catatan berbeda untuk kopi tapi saya terlalu sibuk menikmatinya," lontarnya. ***