Tiket Pesawat Yang Mahal Ganggu Pemudik Pulang Kampung
RIAU24.COM - Para perantau yang berada di pulau Jawa dan Ibukota Jakarta pada tahun ini merasa berat untuk berkumpul bersama keluarga di kampung halaman di Sumatera, khususnya Riau, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Hal ini dikarenakan harus menyiapkan biaya lebih banyak untuk mudik lebaran Idul Fitri.
Dari data di situs website angkasapura, harga tiket pesawat memang sudah mengalami kenaikan drastis sejak akhir 2018 lalu. Dan harga tiket pesawat semakin tinggi begitu memasuki musim mudik 1440 H ini. Kemudian atas keputusan Kementerian Perhubungan yang menyampaikan adanya penurunan tarif batas atas tiket pesawat antara 12% - 16% masih belum diberlakukan maskapai-maskapai.
Kondisi tersebut masih menjadi keluhan oleh para perantau ibukota yang hendak pulang kampung berkumpul bersama keluarga merayakan lebaran.
Salah satu yang terlihat di media sosial, ungkapan yang disampaikan @Nisa*** yang merupakan seorang karyawan di Jakarta kebingungan melihat menu harga tiket pesawat di salah satu aplikasi di hp nya. Ia merupakan perantau yang berasal dari Kota Padang, Sumatra Barat.
Ia melihat harga tiket satu kali perjalanan dari Jakarta ke Padang di atas Rp 1.800.000 untuk markapai Batik Air. Sebenarnya ada yang lebih murah yakni Lion Air seharga Rp 1.600.000. Tapi ia memilih tidak pakai Lion Air karena maskapai tersebut menerapkan sistem bagasi berbayar untuk kuota di atas 20 kg.
Ia mengungkapkan harus mempersiapkan uang lebih banyak untuk mudik lebaran tahun ini dibanding tahun lalu, karena harga tiket pesawat sangat mahal.
Sedangkan uang tunjangan hari raya (THR) yang akan diterimanya dari perusahaan akan membuat hanya untuk perjalanan tiket mudik dengan menggunakan pesawat. Terlebih sekarang, uang yang dibayarkannya untuk tiket maskapai jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya berkisar di angka Rp 1 juta sampai Rp 1.300.000.
Dituliskannya juga jika menggunakan jalur darat seperti bus akan membutuhkan waktu perjalanan yang lebih lama. Sementara dirinya setiap tahun mendapat cuti lebaran paling banyak 10 hari. Bila naik bus, ia menghabiskan waktu cuti nya sebanyak 4-5 hari di perjalanan.***
R24/nof