Menu

Tren Harga CPO Diprediksi Masih Tertekan, jadi Pengaruh Turunnya Harga Sawit

M. Iqbal 15 May 2019, 08:59
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM - Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Riau kembali mengalami penurunan. Penurunan harga TBS pada periode 15-21 Mei 2019 terjadi untuk untuk kelompok umur 10 - 20 tahun.

Penurunan pada umur tersebut sebesar Rp 52,93/Kg atau mencapai 3,69 % dari harga minggu lalu. Sehingga harga TBS periode saat ini menjadi Rp 1.381,10/Kg.

Menurut keterangan Kasi Promosi dan Menjamin Mutu Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau, Tengku Neni Mega Ayu ada dua faktor penyebab turunnya harga sawit di Riau.

"Penurunan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal," kata Neni kepada Riau24.com, Selasa, 14 Mei 2019.

zxc1

Dari segi faktor internal, penurunan harga TBS periode ini disebabkan oleh turunnya harga jual CPO dan kernel dari sebagian perusahaan sumber data, terutama harga CPO yang seluruhnya mengalami penurunan.

Dia merincikan, untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami penurunan sebesar Rp 150,42/Kg, Sinar Mas Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 293,28/Kg, Astra Agro Lestari Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 82,72/Kg, Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 50,52/Kg, dan PT. Citra Riau Sarana mengalami penurunan sebesar Rp 109,60/kg dari harga minggu lalu.

Sedangkan untuk harga jual kernel, Sinar Mas Group mengalami penurunan sebesar Rp 293,28/Kg, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan sebesar Rp 30,91/Kg Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp 58,98/Kg dan PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikan sebesar Rp 2,00/kg dari harga minggu lalu.

"Sedangkan dari faktor eksternal penurunan harga TBS dipengaruhi oleh tren harga crude palm oil (CPO) diprediksi masih akan tertekan, seiring belum ada sentimen positif yang bisa mendorong pergerakan harga ke level positif," kata dia.
zxc2

"Secara fundamental harga CPO masih tertekan akibat jumlah permintaan yang menurun, salah satunya dari rencana Uni Eropa yang berencana mengganti konsumsi minyak kelapa sawitnya," lanjut Tengku Neni.

Selain itu keputusan Presiden AS, Donald Trump yang menaikkan bea impor produk China sebesar 25% telah memanaskan perang dagang AS-China yang juga ikut menekan harga CPO dunia.