Pasca Serangan Terhadap Muslim, Sri Lanka Blokir Media Sosial
RIAU24.COM - Pemerintah Sri Lanka memblokir sementara jaringan media sosial dan aplikasi pengirim pesan termaksud Facebook dan Whatsapp. Kebijakan ini diambil setelah sebuah postingan memicu kerusuhan anti Muslim di beberapa kota. Insiden ini adalah dampak terbaru dari serangan bom bunuh diri pada Minggu Paskah bulan lalu.
"Media sosial diblokir lagi sebagai langkah sementara untuk menjaga perdamaian di negara ini," ujar direktur jenderal departemen informasi pemerintah Sri Lanka, Nalaka Kaluwewa, seperti dikutip dari Sindonews mengutip dari Al Jazeera, Selasa 14 Mei 2019.
Direktur departemen informasi Sri Lanka mengatakan kepada Al Jazeera bahwa salah satu alasan utama di balik larangan itu adalah untuk menekan ketegangan dan insiden yang telah meletus selama 48 jam terakhir.
Pihak kepolisian mengatakan kelompok-kelompok Kristen melemparkan batu ke masjid-masjid dan toko-toko milik Muslim di kota Chilaw yang mayoritas penduduknya beragama Kristen pada Minggu lalu. Mereka marah dengan sebuah postingan di Facebook oleh seorang penjaga toko.
Massa menghancurkan toko pria itu dan merusak sebuah masjid di dekatnya yang mendorong pasukan keamanan menembak ke udara untuk membubarkan kerumunan. Tetapi kekerasan menyebar ke kota-kota terdekat di mana tempat usaha yang dimiliki oleh Muslim juga diserang.
Pihak berwenang mengatakan mereka telah menangkap penulis postingan di Facebook tersebut, diidentifikasi sebagai Abdul Hameed Mohamed Hasmar yang berusia 38 tahun, serta sekelompok pria di distrik Kurunegala di dekatnya karena diduga menyerang tempat usaha milik Muslim.
Sri Lanka berada di ujung tanduk sejak serangan 21 April oleh pembom bunuh diri Muslim di tiga hotel dan tiga gereja yang menewaskan sedikitnya 257 orang.