Serang Balik Pernyataan Kivlan Zen Soal SBY Licik, ini Kata Pihak Demokrat
RIAU24.COM - Pihak Partai Demokrat menanggapi soal pernyataan Kivlan Zen yang menyebut jika Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) licik.
Politisi Demokrat, Andi Arief menyerang balik Kivlan Zen. Bahkan dia menyebut Kivlan masuk ke dalam kategori 'orang kalah'.
"Saya tidak terkejut, karena dalam catatan saya Pak Kivlan ini masuk dalam kategori orang kalah," ujar Andi yang dilansir dari detik.com, Jumat, 10 Mei 2019.
Dia juga menyinggung tentang peristiwa 1998. Andi menyebut jika Kivlan telah gagal membantu Presiden Soeharto, sehingga bisa dilengserkan.
"Tahun 1998 Pak Kivlan gagal membantu Pak Harto, sampai Pak Harto tumbang," tuturnya.
Tak hanya itu, dia juga menyinggung peran Kivlan saat menjadi komandan bisnis Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa (Pamswakarsa). Kala itu, kata dia, Kivlan gagal mempertahankan posisi Presiden Habibie.
"Tahun 1998 juga Pak Kivlan yang menjadi komandan bisnis Pamswakarsa gagal mempertahankan Pak Habibie. Pamswakarsa telah membawa korban rakyat cukup banyak dimana masa pro-demokrasi diadu dengan Pamswakarsa. Rakyat puluhan tewas, Pak Kivlan mendapat untung dari bisnisnya," jelasnya.
Andi menilai, saat ini Kivlan sedang melakukan hal yang sama dengan mencari-cari perhatian capres Prabowo Subianto. Tapi, dia menyebut Kivlan merupakan tentara yang tidak mengerti taktik dan strategi.
zxc2
"Munculnya Kivlan Zein sekarang saya kira untuk mendapatkan perhatian Pak Prabowo untuk kembali membuat bisnis massa demonstrasi. Kivlan nggak peduli dengan berapa besar jatuh korban," kata dia lagi.
"Secara umum Pak Kivlan tentara yang kurang mengerti taktik dan strategi dalam periode demokrasi sipil. Bagi orang yang kalah dan tidak mengerti dimana letak kekalahannya maka paling mudah bilang orang licik," sambungnya.
Dia juga mengoreksi pernyataan Kivlan yang mengatakan SBY mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika menang di Pilpres 2014. Ia meminta Kivlan tidak menyalahkan keadaan jika menemukan suatu kesalahan.
"Setahu saya tahun 2014 itu Prabowo kalah oleh Pak Jokowi, bukan oleh Pak SBY. Kalau tahun 2009 benar bahwa Prabowo gagal menjadi wapres berpasangan dengan Megawati (Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri) karena faktor SBY. Karena SBY adalah capres yang dihadapi Prabowo. Tentara itu tabu untuk menyalahkan suatu peperangan karena faktor orang lain. Apalagi melibatkan rakyat," tutup Andi.