Dunia Harus Waspada, 45 Ribu Anak ISIS Berpotensi Jadi Pembom Bunuh Diri
RIAU24.COM - BRUSSELS - Para pakar terorisme mengkhawatirkan kondisi sekitar 45.000 anak tanpa kewarganegaraan yang lahir dari para militan Islamic State atau ISIS. Mereka berpotensi menjadi pembom bunuh diri di berbagai tempat di seluruh dunia.
Menurut Koordinator Kontraterorisme Uni Eropa, Gilles de Kerchove, sebagian besar anak-anak itu melarikan diri setelah kekhalifahan ISIS runtuh dan berisiko menjadi generasi "jihadis" fanatik berikutnya.
Anak-anak itu diberi akta kelahiran oleh ISIS ketika kelompok itu berjaya. Namun, dokumen-dokumen itu sekarang tidak berharga. Mereka berpotensi ditolak sekolah, mengakses perawatan medis, pekerjaan dan hak untuk menikah ketika mereka dewasa. Penolakan itu bisa memicu kemarahan mereka dan berpotensi memicu kematian.
Farhad Khosrokhavar, seorang pakar radikalisasi, mengatakan; “Ada iklim pembalasan. ‘Anda telah melukai kami dan kami akan melukai Anda' adalah pesannya."
"Di masa depan kita akan memiliki masalah besar jika kita tidak mengatasi masalah itu," ujarnya, seperti dikutip sindonews dari Daily Star, Kamis (9/5/2019).
Peringatan pakar itu muncul ketika negara-negara Barat berusaha memblokir para militan ISIS dan keluarganya pulang karena khawatir mereka menimbulkan risiko serius bagi keselamatan publik.