Kabar Ketua KPU Bekasi Meninggal Hoax, Ini Penyebab Jajang Dibawa ke Rumah Sakit
RIAU24.COM - BEKASI - Kabar yang menyebut Ketua KPU Kabupaten Bekasi, Jajang Wahyudin meninggal dunia saat rapat pleno rekapitulasi hasil pemilu adalah hoaks. Jajang memang sempat jatuh sakit dan dilarikan ke rumah sakit, namun kondisinya kini mulai membaik.
Hal ini terlihat saat Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman, usai menjenguk Jajang yang sedang dirawat di RSUD Kabupaten Bekasi, Rabu (8/5) malam.
Menurut Jajang, penyebab dirinya pingsan saat rapat pleno diduga karena kondisi lambung yang sedang kosong. "Diagnosa lambung karena mungkin sedang berpuasa. Kemudian kalau tekanan darah juga cukup tinggi. Padahal saya sering menyampaikan kepada rekan-rekan di Bekasi untuk menjaga kesehatan selama bertugas, tetapi jutru saya yang jatuh sakit, " ujar Jajang seperti dilansir republika.
Jajang menjelaskan, proses rekapitulasi hasil pemilu di Kabupaten Bekasi berjalan lancar. Menurut dia, rekapitulasi di Kabupaten Bekasi baru bisa selesai pada Kamis (9/5). "Karena jumlah TPS-nya banyak sekali, " kata dia.
Sebelumnya, beredar kabar jika Ketua KPUD Kabupaten Bekasi meninggal dunia setelah rapat pleno rekapitulasi hasil pemilu. Kabar tersebut beredar di media sosial dan sejumlah grup WhatsApp group.
Usai menjenguk, Ketua KPU, Arief Budiman, mengungkapkan kondisi Jajang mulai membaik. Ia berharap Jajang bisa segera sembuh total.
Jika Jajang belum bisa bergabung dengan rekan-rekan KPU Kabupaten Bekasi, rapat pleno penetapan hasil pemilu pun masih kuorum. "Kesehatan beliau jadi yang utama. Saya juga selalu mengingatkan kepada kawan-kawan lain kalau ada keluhan ada sakit, maka berhenti dulu, harus periksa dulu memastikan tidak ada hal-hal lebih buruk terjadi. Mudah-mudahan Pak Jajang bisa segera sembuh total, " ungkapnya.
Selain menjenguk Jajang, Arief juga menyempatkan diri menjenguk Ketua KPU Kota Bekasi, Nurul Sumarheni yang juga dirawat di RSUD Kota Bekasi. Nurul yang diduga kelelahan mengikuti proses rekapitulasi dilarikan ke RSUD pada Rabu sore. "Ini karena hipertensi, tensi saya sampai 175/110, disarankan untuk istirahat," kata Nurul di ruang perawatan RSUD Kota Bekasi, Rabu malam. ***
R24/bara