Ketua Demokrat Riau Desak Mahfud MD Minta Maaf
RIAU24.COM - Ketua Demokrat Riau Asri Auzar meminta Mahfud MD berkaca terkait penyataanya yang menyebutkan beberapa daerah yang mendukung calon presiden Prabowo - Sandi adalah Islam garis keras. Seharusnya seorang guru besar dan tokoh tidaklah membuat peryataan yang seperti itu.
"Saya hormat sama beliau peryataan-peryatanya, idealisnya, tapi hari ini menurunkan kredibilitasnya sendiri,"kata Asri yang juga ketua tim pemenangan Prabowo-Sandi Riau di DPRD Riau. Senin 29 April 2019.
Anggota DPRD Riau ini juga berpendapat, jika ada provinsi yang mana Prabowo-Sandi menang maka tak berarti bahwa masyarakatnya penganut Islam garis keras atau ekstrem. Dan mereka yang memilih sudah berdasarkan konstitusi dan berdasarkan hati nurani dan informasi yang selama ini mereka dengar dan baca.
"Madura saja kampung Mahfud MD memilih Prabowo-Sandi apakah beliau garis keras juga. Jadi kita minta pak Maruf segera minta maaf kepada masyarakat yang disebutkan itu. Jadi saya mohon maaf bahwa peryataan beliau tidaklah benar, "tegasnya.
Asri juga tidak bisa menuduh bahwa peryataan Mahfud MD membuktikan berpihak pada cawapres 01, tapi posisi disini beliau adalah seorang tokoh yang harus netral berbicara apalagi seorang ilmuan yang harus memberi data-data sesuai ilmunya.
"Jangan apa katanya dan prasangka, itu tidak boleh, " jelasnya.
Asri juga memberi contoh pada Riau yang menyumbang ratusan emas untuk negeri ini, Aceh menyumbang satu pesawat untuk Indonesia untuk Soekarno. Dan hal ini tentu seorang professor harus tahu.
"Baca sejarah, jadi saya mohon beliau menarik ucaanya dan meminta maaf atas apa yang disampaikan pada masyarakat yang dikatakan beliau, "tuturnya.
Sebelumnya Video mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, ramai ditanggapi anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga di twitter. Dalam video yang beredar, Mahfud menekankan perlunya rekonsiliasi. Sebab Prabowo dianggap menang di provinsi yang dianggap garis keras dalam hal agama.
"Kemarin itu sudah agak panas. Dan mungkin pembelahannya sekarang kalau melihat sebaran kemenangan memang mengingatkan kita untuk menjadi lebih sadar segera rekonsiliasi," kata Mahfud dalam video yang beredar di twitter, salah satunya di twitter @KingPurwa, Minggu 28 April 2019.
Mahfud mengklaim kemenangan Jokowi. Sementara kemenangan tersebut sulit di balik menjadi milik Prabowo dengan cara apapun.
"Tapi kalau lihat sebarannya di beberapa provinsi yang agak panas Pak Jokowi kalah. Dan itu diidentifikasi tempat-tempat kemenangan Pak Prabowo dulunya dianggap provinsi garis keras dalam hal agama. Misal Jabar, Sumbar, Aceh dan sebagainya. Sulses juga," kata Mahfud.