Menu

Petugas KPPS Gugur Bertambah Jadi 272, Ini Pesan Sandiaga Uno Kepada KPU

Satria Utama 28 Apr 2019, 16:33
Komisioner KPU Eva N Ginting
Komisioner KPU Eva N Ginting

RIAU24.COM -  JAKARTA -  Jumlah anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia saat bertugas kembali bertambah. Hingga Sabtu 27 April 2019, para pahlawan demokrasi yang gugur sebanyak 272 jiwa dan yang sakit sebanyak 1.878 orang. 

Kabar ini disampaikan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Evi Novida Ginting Manik, Minggu (28/4/2019). "Jumlah KPPS yang meninggal dunia ada 272 orang. Kemudian yang jatuh sakit ada 1.878 orang. Jadi, totalnya yang tertimpa musibah hingga Sabtu malam sebanyak 2.150 KPPS," ujarnya.

Evi mengungkapkan, seluruh anggota KPPS yang mengalami kedukaan berasal dari 34 provinsi. Menurut dia, jika ada jumlah anggota yang gugur cukup banyak bertambah sebelumnya karena memang lembaganya belum mendapat laporan dari bawah.

"Sebab semua sedang sibuk menjalankan tahapan. Proses entry data ke Situng KPU juga kan menjadi perhatian semua penyelenggara di semua tingkatan," katanya.

Sebagaimana diketahui, masa kerja petugas KPPS masih berlangsung hingga 9 Mei mendatang. Berdasarkan Peraturan KPU (PKPU) Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019, masa kerja KPPS dimulai sejak 10 April 2019. Masa kerja KPPS berakhir pada 9 Mei 2019.

Sementara itu, untuk Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), bekerja sejak 9 Maret 2018. Kedua kelompok penyelenggara pemilu adhoc ini akan mengakhiri masa kerjanya pada 16 Juni 2019.

Menyikapi tragedi yang menimpa petugas KPPS, calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Uno meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak kejar tayang dan memperhatikan keselamatan para petugas yang membantu berjalannya proses Pemilu 2019. 

Pernyataan Sandiaga ini disampaikan terkait meninggalnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) akibat kelelahan bekerja karena mengejar waktu untuk perhitungan suara. 

"Saya meyakini bahwa jangan kejar tayang karena kalau misalnya di kejar tayang akhirnya korban terus berjatuhan ini sangat-sangat bertentangan dengan nilai-nilai hak asasi manusia," ujar Sandi di Masjid At-Taqwa, Jakarta Selatan, Minggu (28/4/2019).***

 

R24/bara