Menu

Sebut Ribuan Akun Robot Serang KPU, Tagar #FisipolUGMngawur Pun Viral

Siswandi 28 Apr 2019, 01:23
Salah satu komentar netizen terhadap hasil riset Fisipol UGM. Foto: int
Salah satu komentar netizen terhadap hasil riset Fisipol UGM. Foto: int

RIAU24.COM -  Tanda pagar #FisipolUGMngawur, tiba-tiba menjadi populer dalam daftar trending topic Twitter, pada Sabtu malam, 27 April 2019.

Postingan yang menggunakan tagar tersebut sebagian besar menyindir hasil riset Fisipol UGM soal riset postingan ketidakpercayaan ke KPU. Dalam risetnya, Fisipol UGM menyebutkan pernyataan yang menyebutkan ketidakpercayaan kepada KPU terkait pelaksanaan pemilu, berasal dari ribuan akun robot.

Pantauan viva, tagar ini mula memasuki daftar puncak trending topic Twitter pada Sabtu petang, 27 April 2019. Tagar ini dengan cepat memuncaki daftar topik di Twitter.   

Tagar itu jika dilacak merupakan jawaban atas rilis Penelitian Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM Yogyakarta tentang postingan soal ketidakpercayaan pada KPU.

Riset Fisipol UGM itu menemukan, ada 4.405 postingan soal ketidakpercayaan pada KPU. Dari total postingan itu, lebih dari setengahnya digerakkan oleh akun robot.

Klaim riset Fisipol UGM itu dibantah data analisis percakapan media sosial Drone Emprit. Dalam pengamatan periode 22 Maret-1 April 2019, Drone Emprit menunjukkan percakapan soal ketidakpercayaan pada KPU muncul salah satunya dengan tagar #IndonesiaCallObservers.

Data Drone Emprit, percakapan di Twitter dalam periode tersebut yang menyertakan tagar #IndonesiaCallObservers menghasilkan total 333,5 ribu percakapan. Malah pada periode tersebut, tagar ini memuncaki percakapan pada 25 Maret 2019, dengan menghasilkan 172 ribu lebih postingan dalam sehari.

Pendiri dan analis Drone Emprit, Ismail Fahmi mengatakan, tagar #IndonesiaCallObservers membawa narasi kejujuran dan netralitas KPU dipertanyakan, sehingga mereka yang  mengangkat tagar tersebut memanggil pengawas internasional Pemilu untuk terjun.

Ismail mencatat, tagar #IndonesiaCallsObservers, terlihat percakapannya sangat tinggi. Hal ini memperlihatkan narasi 'ketidakpercayaan' ini menjadi agenda yang sangat penting.

"Jadi bisa disimpulkan bahwa memang ada opini yang dibangun secara masif sebelum masa pencoblosan bahwa KPU dipertanyakan kejujuran dan netralitasnya," tulis Ismail dalam blog Drone Emprit, dikutip Sabtu, 27 April 2019.

Isamil menuliskan, jumlah percakapan tersebut termasuk jumlah yang sangat besar, jika dilakukan oleh robot maka akan mudah terdeteksi oleh algoritma Twitter.

Di samping itu, untuk menghasilkan trending topic dunia, diperlukan jumlah akun unik yang sangat besar dan terdistribusi di lokasi yang luas. Artinya, hal itu sulit dilakukan robot. ***