Para Pendukung ISIS Rayakan Tragedi Bom Sri Lanka
RIAU24.COM - Kelompok teroris Islamic State atau ISIS melalui media sosial merayakan tragedi serangan delapan bom di sejumlah gereja dan hotel di Sri Lanka. Serangkaian serangan bom pada perayaan Minggu Paskah itu menewaskan 290 orang dan dikecam para pemimpin dunia.
Sekitar 500 orang lainnya terluka. Tidak ada kelompok yang secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas serangkaian ledakan yang merusak tiga gereja, empat hotel mewah dan satu rumah di Kolombo dan Batticaloa tersebut.
Direktur SITE Intelligence Group Rita Katz mengatakan para pendukung ISIS membual di media sosial bahwa apa yang terjadi di Kolombo adalah pembalasan atas pembantaian di masjid Christchurch, Selandia Baru, dan kampanye militer yang didukung AS di Suriah.
Katz memperlihatkan berbagai posting ekspresi kegembiraan para pendukung ISIS."Ratusan orang terbunuh dan ratusan lainnya terluka dalam ledakan (saat) Paskah di gereja-gereja SriLanka. Sementara belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab, (serangan yang) menargetkan orang Kristen adalah pokok dari arahan serangan ISIS," tulis Katz, di akun Twitter-nya, @Rita_Katz.
Pakar terorisme itu juga mengaitkan tragedi bom di Sri Lanka terkait dengan instruksi kelompok al-Qaeda untuk membalas serangan di Selandia Baru. "Perlu dicatat bahwa setelah serangan Christchurch di Selandia Baru, kepemimpinan al-Qaeda menginstruksikan untuk menargetkan pejuang Tentara Salib di pangkalan dan pusat-pusat pertemuan mereka, tetapi selanjutnya memerintahkan untuk tidak menyerang di gereja atau tempat ibadah," lanjut Katz.
"Pada titik ini, channel ISIS—mem-postingdengan meriah, berdoa 'semoga Tuhan menerima' para penyerang, merayakan korban, dll—jelas membuka jalan bagi ISIS untuk mengklaim tanggung jawab. Meskipun klaim semacam itu dapat membingkai operasi tersebut sebagai balas dendam untuk (serangan di) Selandia Baru, ini mungkin sudah direncanakan jauh sebelumnya," papar Katz, yang dikutip dari akun Twitter-nya, Senin 22 April 2019.