Pendisi Situs Wikileaks Julian Assange Ditangkap, Ini Tanggapan Mantan Intelejen AS
RIAU24.COM - Kepolisian Inggris akhirnya menangkap pendiri situs Wikileaks Julian Assange. Hal itu setelah kedutaan Ekuador di London, tempat Assange mendapat suaka sejak tahun 2012 lalu, mencabuat suaka politiknya. Menurut rumor, Amerika Serikat berada di balik penyebab dicabutnya suaka Assange tersebut.
Penangkapan terhadap Assange itu, ditanggapi mantan pegawai Badan Intelijen Amerika Serikat (AS) Edward Snowden. Ia menyayangkan penangkapan itu, karena hal itu merupakan momen kelam untuk kebebasan pers.
Menurut Snowden, penangkapan Assange itu akan tercatat dalam sejarah. “Para kritikus Assange mungkin bersorak, tapi ini adalah saat yang kelam untuk kebebasan pers,” ujarnya, melalui akun Twitter pribadinya, Kamis 11 April 2019 waktu setempat.
Terpisah, pemimpin redaksi stasiun radio Rusia, RT, Margarita Simonyan mengaku sempat menjalin kontak dengan Assange sebelum dia ditangkap kepolisian Inggris.
Menurut Simonyan,, Assange telah memprediksi bahwa suaka politiknya akan dicabut. AS adalah aktor yang merancang skemanya.
“Dia mengatakan kepada saya, ‘Anda akan lihat, Washington akan menggantikan presiden Ekuador, seseorang akan datang untuk menggantikannya, yang akan setuju untuk menolak suaka politik saya. Setelah itu saya akan diekstradisi dari Inggris ke Swedia dan dari sana ke AS’,” kata Simonyan, dilansir republika, Juamt 12 April 2019.
Kepolisian Inggris menangkap Assange di Kedutaan Besar Ekuador di London pada Kamis. Dia ditahan setelah suaka politiknya dicabut oleh pihak kedutaan.
Untuk diketahui, Assange telah bersembunyi di Kedutaan Besar Ekuador di London sejak Juni 2012. Ia sedang diburu oleh kejaksaan Swedia atas berbagai kasus pelanggaran seksual yang diduga dilakukannya. Assange sendiri menolak kembali ke Swedia sebab takut akan diekstradisi ke Amerika Serikat (AS).
AS juga tengah memburu Assange karena dituding melakukan aksi spionase setelah merilis dokumen-dokumen rahasia AS ke publik melalui situsnya WikiLeaks.
Sejak 2010, jaksa AS telah menyelidiki WikiLeaks. Penyelidikan dilakukan setelah WikiLeaks merilis sekitar 250 juta dokumen rahasia dari kedutaan besar AS di seluruh dunia.
Informasi rahasia dan sensitif tersebut dikirim ke WikiLeaks oleh Chelsea Manning, mantan analis intelijen militer AS. ***