Mobil Pabrikan China Tampil Agresif di Indonesia, Toyota Mulai Terganggu
RIAU24.COM - Pasar otomotif Indonesia mulai diramaikan oleh mobil China. Apalagi sejak munculnya Wuling yang membawa LMPV nya yakni Confero pada pertengahan 2017 lalu di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 disambut positif.
Selain Wuling, kemudian muncul Dongfeng Sokonindo (DFSK). Sama seperti Wuling, DFSK juga memperlihatkan niatannya untuk merebut pasar otomotif di Tanah Air. Apalagi mereka membangun pabrik di kawasan Cikande, Tangerang.
Meski jualan mereka belum mampu melampaui produsen Jepang, mobil-mobil China itu tak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan, Toyota sendiri misalnya sudah mulai sedikit terganggu dengan kehadiran para produsen China ini.
"Kalau lihat dari total market, total market kan growth 7 persen, kan kita punya share turun berarti growth kita nggak terlalu bagus. Kalau bandingin 2018 kan kita jual rata-rata 30.000-an per bulan kalau sekarang Q1 jualan kita hanya 26.000an turun 4.000 unit," ungkap Executive General Manager PT Toyota Astra Motor Fransiscus Soerjopranoto yang dilansir dari detik.com, Minggu, 7 April 2019.
Masuknya mobil-mobil asal China ke Indonesia, tampaknya mulai agresif dengan menawarkan produk-produknya untuk berebut hati masyarakat di Indonesia.
Wuling contohnya, dalam waktu 1,5 tahun telah memiliki empat model mulai dari MPV, SUV, hingga mobil komersial pun ditawarkan. Wuling juga ikut melebarkan sayapnya dengan terus membangun seluruh jaringan diler yang tersebar di seluruh Indonesia.
zxc2
Hal itu juga berlaku bagi DFSK, belum genap setahun merilis mobil awal Maret 2019 kemarin, DFSK mengenalkan SUV keduanya yakni DFSK Glory 560 dengan harga lebih terjangkau.
SUV ini membidik pasar Toyota Rush maupun Daihatsu Terios, hingga merayu para pengguna Low MPV agar berpindah ke mereka.