Sah, UMRI Pemegang Rekor Pembuat Tanjak Terbesar di Indonesia
RIAU24.COM - PEKANBARU - Universitas Muhammadiyah Riau resmi menjadi pemegang rekor pembuat Tanjak Terbesar di Indonesia. Penyerahan sertifikat pemegang rekor yang dicatatkan Museum Rekor Indonesia (MURI) ini berlangsung, Minggu (31/3/2019) bersempena pembukaan acara Pekan Budaya dan Wirausaha Riau Bertanjak di kampus Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI).
Perwakilan MURI, Awan Rahargo saat menyerahkan sertifikat Rekor MURI kepada Rektor UMRI, Prof.Dr Mubarak, M.Si, mengatakan berdasarkan penilaian yang dilakukan MURI sesuai ketentuan yang ditetapkan, maka rekor Tanjak Terbesar resmi diberikan kepada UMRI.
"Museum Rekor Indonesia merupakan lembaga yang mencatat setiap rekor yang bersifat superlatif yang diusulkan masyarakat. Dan untuk rekor Tanjak Terbesar di Indonesia ini, kami menetapkan UMRI layak untuk menyandang predikat ini," ujarnya.
Tanjak terbesar di Indonesia ini diameter sepanjang 6 meter dan tinggi 4 meter dengan warna dominan hijau.
Sebelumnya, rektor UMRI, Prof.Dr Mubarak dalam sambutannya mengatakan, kegiatan Pekan Budaya dan Wirausaha ini merupakan acara tahunan dalam rangkaian UMRI ENTREPRENEUR AWARD (UEA), namun pada tahun ini acara ini menjadi lebih besar karena bersamaan dengan MILAD UMRI ke-10.
"UMRI juga menanamkan jiwa wirausaha kepada mahasiswa, karena umri bertekat tidak akan turut mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia tiap tahunnya. Maka melalui mata kuliah kewirausahaan, expo wirausaha, kompetisi bisnis mahasiswa, civitas akademika dan alumni UMRI siap menghadapi dunia kerja dan menjadi wirausaha muda," jelas rektor.
Ketua Majelis Kerapatan Adat LAM Riau, Datuk Al Azhar dalam kesempatan itu menjelaskan, salah satu kekhasan pakaian para lelaki di rantau Melayu adalah penggunaan tanjak yang digunakan di bagian kepala. Tanjak adalah kain yang dililitkan di kepala.
"Tanjak dianggap lambang kewibawaan di kalangan masyarakat Melayu. Semakin tinggi dan kompleks bentuknya, menunjukkan semakin tinggi pula status sosial si pemakainya. Tanjak biasa dipakai masyarakat Melayu di seluruh lapisan kelas sosial, baik di lingkungan kerajaan sebagai kalangan bangsawan maupun pada lapisan masyarakat kelas bawah," ujarnya.
Meski pemakaian tanjak kini semakin meluas di berbagai kalangan, Al Azhar mengingatkan dalam penggunaannya hendaklah tetap mempertimbangkan azasi kepatutan dan kepantasan. "Hendaklah dipergunakan dengan pakaian yang pantas, diutamakan dengan baju Melayu dan di acara-acara yang baik," pesan Al Azhar.
Acara Pekan Budaya dan Wirausaha UMRI ini, jelas Dewi, akan berlangsung dari tanggal 31 Maret- 2 April 2019. Sebanyak 100 stand akan mengisi Expo Wirausaha, terdiri dari 45 stand UMKM, 44 stand program studi dan himpunan studi serta 1 stand pemerintah Kabupaten Rokan Hulu.
"Untuk memeriahkan acara, setiap harinya juga akan ditampilkan kesenian daerah Melayu, seperti kelompok musik gambus dari Kepulauan Meranti, seni tari dan seni pertunjukan lainnya," terang, ketua panitia pelaksana, Desliana Dwita.
Bagi masyarakat yang sedang mencari pekerjaan, acara Pekan Budaya dan Wirausaha ini juga disemarakkan dengan Jobfair dan seminar ketenagakerjaan. "Puncaknya nanti di acara penutupan, akan diselenggarakan penganugerahaan UMRI Entrepreneur Award kepada sejumlah pelaku UMKM dan wirausaha mahasiswa UMRI yang telah dinilai oleh Tim Penilai," ujarnya.***
R24/bara