Jokowi Imbau Pendukungnya ke TPS Pakai Baju Putih, Ini Kritikan Pedas Dosen Hukum UIR
RIAU24.COM - PEKANBARU - Sebuah tulisan di secarik kertas yang mengatasnamakan Presiden Joko Widodo, beredar di media sosial. Dalam tulisan itu, berisi ajakan untuk memakai baju putih saat hari pemungutan suara pada 17 April 2019.
Foto berisi tulisan tangan Jokowi ini pun langsung viral karena disebarluaskan para pendukungnya. Namun, ajakan itu justru menuai kritik. Karena, dinilai berlawanan dengan asas pemilu yang rahasia.
Salah seorang yang mengkritik imbauan Capres Jokowi tersebut adalah pakar hukum tata negara Riau, DR Mexsasai Indra. Lewat akun Facebooknya, Dosen Fakultas Hukum UIR itu menyebut imbauan Jokowi tersebut justeru mencederai makna hakiki dari pemilihan umum, khususnya azas Rahasia yang tercantum dalam konstitusi.
"Raja alim raja disembah, Raja lalim raja disanggah". Kepada Yth Tuan Ir. Joko Widodo (Datuk Seri Setia Amanah Negara) selaku calon Presiden RI, Jika benar ini himbauan dari Datuk, himbauan ini justru akan menghilangkan makna hakiki asas pilpres "Rahasia"sebagaimana diatur dalam konstitusi dan UU tentang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
Kita bisa bayangkan jika, Capres Prabowo menghimbau pendukungnya untuk datang ke TPS memakai baju warna hitam, sedangkan warna adalah simbolisasi identitas sbg pembeda, maka KPU tidak perlu lagi menyediakan bilik suara, karena kita sudah bisa memastikan pilihan politik warga ketika mau masuk ke TPS dari warna baju yang dipakai. Semoga tidak!!!!(Saya bukan pendukung Prabowo-Sandi/02, karena saya ASN)," tulis Mexasai.
Kritikan pedas dosen dosen UIR ini mendapat dukungan dari para netizen dan sudah 20 kali dibagikan.
"Bayangkan semua org yg datang ke TPS mengunakan warna baju tertentu... Apakah ke rahasian pilihan bisa dijamin... Hai Bapak yg saat ini masih berkuasa jangan benturkan rakyat mu ke dalam konflik horizontal," komentar netizen bernama Taufik Hilmaz.
"Miris liat seorang negarawan selalu menggiring perbedaan,dan baru kali ini seorang negarawan memprovokasi beda itu lawan.sakit jiwa lama lama rakyat dibuatnya," tulis Haryo Barbara.
Sebelumnya, Muhammad Said Didu, mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) jua menilai, ajakan tersebut tidak tepat.
"Bapak Presiden Jokowi yang terhormat, jika ini betul tulisan bapak ada baiknya bapak pelajari asas pemilu yaitu langsung, umum, bebas dan rahasia. Karena rahasia tidak boleh ada simbol-simbol apapun di TPS, kok ini malah bapak suruh rakyat menggunakan simbol. Mohon bapak jangan jadi pembunuh demokrasi," kata Said Didu, melalui akun Twitternya, @saididu, Rabu, 27 Maret 2019.***
R24/bara