Fahri Hamzah Minta Lembaga Survei Jujur, Kalau Dibayar Sebaiknya Disebutkan
Dalam kesempatan itu, Fahri juga mengaku kesal kepada pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA. Karena membuat survei yang menurutnya tidak bermutu.
"Saya terus terang agak kesel ya sama Denny JA ya. Kok dia bikin survei itu nggak mutu gitu. Misalnya, 'pemilih Prabowo kebanyakan radikal'. Buat apa Anda begitu? Anda cuma mau mendiskreditkan Prabowo kan? Apa itu lembaga survei namanya? Nggak, itu propagandis," tegasnya.
Karena itu, kata Fahri, perlu ada regulasi hingga etika lembaga survei. Sebab, menurut Fahri, survei seperti 'pemilih radikal' itu akan membuat orang takut.
"Nah itu yang saya bilang. Jadi atur moralnya, atur etiknya, atur juga regulasinya supaya jangan gitu. Dia niatnya memang nyerang. Ya terang aja masyarakat kan terbelah. Tapi kemudian mengembangkan opini bahwa 'ini pemilihnya itu radikal', akhirnya bikin takut orang. Ah itu apa begitu?" ujarnya lagi.
Menurut Fahri, lembaga survei yang membuat propaganda, sama halnya seperti provokator. Dia meminta lembaga survei 'provokator' tidak menyebut diri mereka surveyor.
"Itu bukan kerjaan ilmuwan itu, pekerjaannya provokator. Ya makanya kalau mau jadi provokator, provokator beneran. Jangan bilang surveyor, karena itu nggak independen," tandasnya.