Rencana Israel Kuasai Dataran Tinggi Golan Terus Dihujat
RIAU24.COM - Rencana Israel untuk menguasai Dataran Tinggi Golan, yang disertai dengan rencana Presiden AS Donald Trump mengakui kedaulatan negara zionis itu, terus ditentang dan dihujat. Penolakan demi penolakan datang bertubi-tubi. Di antaranya datang dari Pemerintah Mesir, Rusia hingga Uni Eropa.
Mesir menyatakan Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Suriah yang diduduki. Negara itu menolak seruan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakui kedaulatan Israel atas wilayah tersebut, yang direbut dalam perang Timur Tengah pada 1967.
Dilansir antara Jumat 22 Maret 2019, Kementerian Luar Negeri Mesir dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita MENA, mengutip resolusi Dewan Keamanan PBB No. 497 tahun 1981, yang menolak pencaplokan wilayah itu oleh Israel.
Karena itu, Mesir menekankan pentingnya bahwa setiap orang seharusnya menghormati resolusi-resolusi legitimasi internasional dan Piagam PBB.
Pernyataan serupa juga datang dari Kementerian Luar Negeri Rusia. juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova. Dikatakan, perubahan status Dataran Tingggi Golan akan melanggar keputusan PBB.
Zakharova mengomentari pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Presiden AS ke-45 itu mengatakan sudah waktunya mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan.
Israel merebut sebagian besar wilayah Golan dari Suriah pada tahap penutupan perang Timur Tengah 1967 lalu mencaploknya pada 1981. Tapi, masyarakat internasional tidak pernah mengakui pencaplokan tersebut.
Untuk diketahui, Golan terletak sekitar 60 km sebelah barat daya ibu kota Suriah, Damaskus, dan mencakup sekitar 1.200 km persegi. "Bangsa Suriah lebih bersemangat lagi untuk membebaskan tanah berharga Negeri Suriah dengan segala macam cara," kata sumber dari Kementerian Luar Negeri tersebut, dilansir reuters. ***