Menu

Singgung Kartu Sakti Saat Debat Cawapres, Said Didu Beberkan 5 Hal yang Perlu Diwaspadai dari Kartu

Muhammad Iqbal 18 Mar 2019, 06:25
Mantan Sekretaris BUMN Muhammad Said Didu
Mantan Sekretaris BUMN Muhammad Said Didu

RIAU24.COM - Mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu memberikan kritikan tentang kartu sakti kubu 01 yang akan akan diterbitkan jika mereka menang. Dia mengatakan bahwa karth hanya sarana penyaluran.

"Karena debat malam ini keluar lagi masalah kartu dan seakan setelah ada kartu persoalan selesai. Ingat bahwa kartu hanyalah sarana penyaluran dan alat transaksi. 
Substansi sebenarnya adalah tujuan, manfaat, keadilan, sumber dana, dan outcome kartu tersebut," cuit Said Didu di akun Twitternya @saididu, Minggu, 17 Karet 2019.

Kemudian, dia pun membeberkan 5 masalah yang perlu diwaspadai dari kartu. Berikut ini penuturan Said Didu tentang hal tersebut.
zxc1

"Masalah yg perlu diwaspadai dari kartu :
1) berkurangnya uang cash dlm masyarakat shg sesama rakyat tdk lagi bisa jual-beli - ekonomi rakyat disedot oleh ekonomi formal pengusaha.
2) dana dalam kartu tsb keluar dari sistem perbankan shg "bunga" dinikmati oleh "koordinator" kartu," kata Said.

"Hal lain yg perlu diwaspadai dari kartu :
3) sisa uang (residu) yg tersisa dalam kartu - biasanya tdk habis - dinikmati oleh siapa ?

4) ketepatan data antara calon penerima kartu yg dinggarkan dg penerima ril
5) harus dihindari adanya  "kerjasama" tempat/toko/mall kartu berlaku," tuturnya lagi.

Diberitakan sebelumnya, Calon Wakil Presiden, Ma'ruf Amin pada saat menyampaikan visi misi, memperkenalkan tiga kartu sakti yang sebelumnya dikenalkan oleh capres petahana Jokowi.
zxc2

"Kami memiliki kartu kuliah, kartu sembako murah, dan kartu pra kerja," kata Ma'ruf dalam penyampaian visi misinya, Minggu, 17 Maret 2019.

"Untuk apa kartu itu? Semua anak bisa kuliah, ibu-ibu berbelanja dengan murah dan supaya mudah memdapatkan kerja. Kenapa? Karena pemerintah menyediakan tempat pelatihan secara gratis. Kami harus dibangun dengan akhlak mulai," ujarnya lagi.