BPN ungkap Ada 17,5 Juta DPT Lahir pada Tanggal yang Sama, KPU Sebut Bukan Sesuatu yang Mencurigakan
RIAU24.COM - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Aziz, mengatakan, temuan tentang 17,5 juta data pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019, berasal dari data kependudukan dan catatan sipil Kemendagri.
Pernyataan itu dilontarkannya merespon temuan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. Sebelumnya, temuan itu dilaporkan BPN ke KPU. BPN merasa aneh, DPT sebanyak itu diketahui lahir pada tiga tanggal yang sama. Temuan itu didapat setelah menyisir DPTHP2 yang terbit 15 Desember 2018.
BPN mencatat ada 17.553.708 data pemilih mencurigakan. Rinciannya, ada 9.817.003 pemilih tercatat lahir pada tanggal 1 Juli, 5.377.401 lahir pada 31 Desember, dan 2.359.304 lahir di 1 Januari. Padahal rata-rata di hari lain adalah 520 ribu orang.
"Pemilu sebelumnya sudah ada seperti ini, 2014 juga seperti itu. Dengan demikian ini bukan data tidak wajar, tetapi data yang secara administrasi kependudukan, demikian adanya," kata Viryan, Senin 11 Maret 2019 di Kantor KPU RI.
Menurutnya, berdasarkan temuan KPU, data tersebut hanya fenomena dukcapil, bukan DPT ganda yang berujung pada potensi kecurangan.
Meski demikian, Viryan menyebut KPU memang mencatat ada potensi DPT Ganda. Namun jumlahnya tak sampai yang disebut BPN, melainkan sekitar 775 ribu.
Terkait temuan itu, juru kampanye BPN Prabowo-Sandi, Riza Patria mengatakan, pihaknya melaporkan data itu KPU, supaya nanti tidak terjadi kecurangan saat pencoblosan suara Pemilu dan Pilpres.
"Hari ini kami akan menetapkan sampling titik-titik, daerah-daerah, nama-nama yang akan ditelusuri di bawah. Nanti seminggu ke depan kita akan sama-sama turun ke bawah," ujarnya, dilansir cnnindonesia. ***