Ini Kata Gubernur Soal Pelepasan Ekspor Produk Pertanian Riau
RIAU24.COM - Gubernur Riau, Syamsuar pagi dijadwalkan menghadiri kegiatan Melepas Ekspor Produk Pertanian yang Berasal dari Provinsi Riau, dilaksanakan pada di Balai Karantina Pertanian Kelas I Pekanbaru.
Pada kesempatan itu, Syamsuar menyatakan apresiasinya terhadap kinerja Karantina Pertanian Pekanbaru yang telah mengawal komoditas unggulan daerahnya ke manca negara.
"Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan utama di Provinsi Riau dan mempunyai peran penting bagi subsektor perkebunan dalam meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat serta pengolahan industri kelapa sawit mendorong ekspor turunan kelapa sawit sehingga menghasilkan devisa bagi negara," gubernur dalam rilis yang diterima Riau24.com, Senin, 11 Maret 2019.
zxc1
Saat ini memang komoditas kelapa sawit beserta turunannya asal Provinsi Riau sudah tidak diragukan lagi kualitasnya dan Permintaan terhadap komoditas ini telah mendunia.
Berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian, Provinsi Riau merupakan penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia dengan luas mencapa 2,430,51 ha dan produksi mencapai rata-rata 8.605,65 ribu ton. Komoditas ini di pasar dunia menjadi andalan pemerintah dalam meraup devisa.
"Kita gencarkan mendorong ekspor komoditas pertanian, untuk mendorong neraca perdagangan dengan ekspor non migas. Dan hal ini sesuai dengan instruksi Presiden," kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian dalam keterangan rilis yang diterima Riau24.com, Senin, 11 Maret 2019.
Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Riau, Rina Delfi memaparkan data pelepasan ekspor pada saat yang sama adalah cangkang sawit (Palm Kernel Shell) milik PT. JPJ berjumlah 31.200 ton dengan nilai Rp 29 milyar, bungkil sawit (Palm Kernel Expeller) milik PT. IMT berjumlah 14.000 ton dengan nilai Rp 20 milyar.
Kemudian RBD (Refined Bleached Deodorized) Palm Kernel Oil milik PT. WNI berjumlah 11.500 ton dengan nilai setara Rp 205 milyar dengan negara tujuan Jepang, China, Thailand, Korea Selatan, Brazil dan Ukraina.
Sementara melalui Wilayah Kerja Dumai, Rina menyampaikan data ekspor turunan kelapa sawit yakni Palm Kernel Meal Expeller sebanyak 7 ribu ton dengan nilai Rp 11,7 milyar. RBD palm oil sebanyak 7 ribu ton setara dengan Rp 68,5 milyar. RBD palm olein sebanyak 14,7 ribu ton setara Rp 148 milyar. RBD palm stearin sebanyak 8 ribu ton setara dengan 91,4 milyar.
zxc2
Palm fatty acid distillate sebanyak 1.200 ton setara 6,8 milyar dan hammermilled palm kernel meal sebanyak 11,2 ribu ton setara dengan Rp 17 milyar. Dengan negara tujuan yaitu Korea Selatan, Haiti, Turki, China dan New Zealand.
Sehingga total ekspor produk pertanian yang telah dilakukan tindakan pemeriksaan dan pengawasan Karantina Pertanian Riau adalah sebesar 107 ribu ton atau senilai Rp 627 miliyar.
"Berdasarkan data lalu lintas ekspor kelapa sawit beserta turunannya pada tahun 2018 telah mencapai 3 juta ton setara dengan Rp 27 trilyun," tambah Rina. (rls)