Sudah Jadi Hobi, Tukang Urut Ini akan Tetap Nyaleg Hingga tak Mampu Lagi
RIAU24.COM - Biasanya, bila seseorang telah resmi menjadi calon anggota legislatif (caleg), berbagai cara akan dilakukan supaya bisa mendapatkan kursi di lembaga dewan. Tak jarang, rasa frustasi dan kecewa selalu membayangi, jika harapan yang dituju tak bisa dicapai.
Namun hal itu tak berlaku bagi Hasymi (51). Pria warga Mojokerto, Jawa Timur, yang berpofesi sebagai tukang urut ini, mengaku nyaleg (menjadi caleg) sudah menjadi hobi bagi dirinya.
Karena itu, pada Pemilu kali ini, ia tetap maju sebagai caleg. Meski pada dua kali Pemilu sebelumnya (tahun 2009 dan 2014), ia belum berhasil menjadi anggota Dewan.
"Bagi saya ini (nyaleg) adalah hobi. Jadi, saya akan terus mencalonkan diri sampai fisik saya tidak mampu lagi," ujarnya, dilansir detik, Rabu 6 Maret 2019.
Pria yang diwawancara sedang memijat pasiennya mengatakan, karena sudah menjadi hobi itu, ia saat ini kembali nyaleg melalui salah satu parpol.
Dikatakannya, proses pencalonan dirinya pada Pemilu kali ini tidak berbeda jauh jika dibandingkan dengan dua Pemilu sebelumnya.
Sesuai profesinya sebagai seorang tukang pijat, ia tetap melakukan rutinitas hariannya, berkeliling mencari pasien sembari mengayuh sepeda kesayangannya.
Sembari mengais rezeki, duda dua anak itu juga mempromosikan dirinya kepada para pasien yang dia temui. Ia juga memiliki trik tersendiri. Untuk kecamatan tempat ia mendulang suara, Hasymi sengaja tidak memasang tarif untuk jasa pijatnya.
"Seikhlasnya saja, tak bayar juga tak masalah. Hitung-hitung sambil kampanye," ujarnya.
Menurut Hasymi, dari profesinya bekerja sebagai seorang tukang pijat, biasanya ia mendapat penghasilan sebesar Rp3 juta per bulan. Dengan penghasilannya yang sebesar itu, ia hanya mampu membuat stiker sebagai alat praga kampanye. ***