7-8 Maret 2019, Gunung Bromo Akan Ditutup Total, Ini Alasannya
RIAU24.COM - Malang - Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menutup total wisata Gunung Bromo mulai 7-8 Maret 2019. Hal ini dilakukan untuk menghormati umat Hindu yang tengah menjalankan ibadah catur brata penyepian tahun baru saka 1941.
Kepala Balai Besar, Jhon Kenedie, dalam surat yang dipublikasikan per tanggal 25 Januari tersebut meminta agar wisata Gunung Bromo ditutup. Mengingat di sekitar Bromo banyak umat Hindu yang tengah menjalankan Nyepi.
"Wisata Gunung Bromo ditutup menindaklanjuti surat Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia," ucap dia.
Balai Besar mengeluarkan surat penutupan total wisata Gunung Bromo pada 27 Februari 2019. Surat tersebut diteruskan ke sejumlah operator atau agen wisata agar penyedia jasa tak menjual paket wisata ke Bromo saat Nyepi, sehingga wisatawan tak kecewa lantaran tak bisa masuk Bromo saat Nyepi.
Diketahui dari data wisata yang masuk ke wilayah Gunung Bromo rata-rata sekitar 2 ribu orang per hari. Wisatawan nusantara berasal dari berbagai kota di Jawa Timur dan kota besar di Nusantara. Tiket masuk bagi pengunjung saat libur sebesar Rp 67.500 per orang, sedangkan wisatawan mancanegara Rp 640 ribu.
Ada beberapa area yang juga ditutup untuk didekati karena kondisi yang membahayakan sejak erupsi empat tahun lalu, sehingga berbahaya bagi pengunjung. Pengunjung dilarang mendekati kawah. Petugas memasang papan larangan pengunjung maksimal di kawasan radius 1 kilometer dari kawah.
"Sejumlah titik berbahaya sudah dipasang papan peringatan dan papan pemberitahuan larangan mendekati kawah. Dan sejumlah petugas juga berpatroli mengingatkan pengunjung agar tak melanggar aturan. Tujuannya, demi keamanan dan kesalamatan pengunjung," ujar dia.
Selama dua hari itu, semua akses jalur masuk ke Gunung Bromo ditutup. Mulai dari pintu Cemoro Lawang, dan lautan pasir di Probolinggo, Wonokirtri dan Penanjakan di Pasuruan dan Coban Trisula di Malang.
Gunung Bromo masih menjadi salah satu andalan wisata di Jawa Timur. Apalagi setelah ditetapkan sebagai '10 Bali Baru' yang untuk mendongkrak kunjungan wisata mancanegara.(***)
R24/phi/nof