Menu

Dua Desainer Indonesia Ambil Bagian Dalam FOMA

27 Feb 2019, 09:48
Sebuah bazaar diadakan pada acara 'My Priceless Heritage - Batik, Identity & Legacy' oleh perancang busana Novita Yunus pada 13 Oktober 2018 di Grha Bimasena, Jakarta Selatan
Sebuah bazaar diadakan pada acara 'My Priceless Heritage - Batik, Identity & Legacy' oleh perancang busana Novita Yunus pada 13 Oktober 2018 di Grha Bimasena, Jakarta Selatan

RIAU24.COM - Dua desainer Indonesia - Novita Yunus (Batik Chic) dan Savira Lavinia (Sav Lavin) - akan memamerkan kreasi mereka di Fashions of Multicultural Australia (FOMA) Runway Showcase, yang akan diadakan di Sydney pada hari Jumat, 01 Maret 2019.

“Indonesia adalah peserta utama dalam FOMA. Kami mendapat dua desainer yang berasal dari Indonesia, Sav Lavin dan Batik Chic,”direktur Gandhi Creations Sonia Sadiq Gandhi mengatakan kepada sekelompok wartawan Indonesia di Sydney, Selasa, 26 Februari 2019.

"Saya sangat senang," tambahnya.

Savira Lavinia, desainer di balik SAV LAVIN, dikenal karena keahliannya dalam bereksperimen dengan bahan-bahan yang tidak konvensional seperti kain karet cetakan buatan tangan, neoprene dan mesh dalam desain-desainnya. Lulusan ESMOD menggabungkan metode kerajinan tradisional dan teknik couture dalam koleksi siap pakai.

Setelah mendirikan Batik Chic pada tahun 2009, Novita Yunus tidak asing dengan penggemar mode. Semangatnya untuk menjaga warisan Indonesia tetap hidup telah menghadirkan berbagai produk batik untuk segala usia. Novita juga aktif mempromosikan batik vintage, dalam upaya melestarikan motif tradisional.

FOMA, yang dipelopori oleh Gandhi Creations Pty Ltd, adalah sebuah platform yang bertujuan untuk memberikan "kombinasi beragam desainer internasional dan lokal Australia dan pengungsi ketika mereka berbagi dengan audiensi sebuah gambaran holistik, kontemporer budaya dan mode Australia".

Disponsori oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia dan Australia Korea Foundation, penyelenggara FOMA berkolaborasi dengan kedutaan asing untuk menampilkan berbagai budaya komunitas diaspora di Australia.

"Pada dasarnya, konsep ini bekerja dengan kedutaan dan konsulat asing dalam menampilkan diplomasi budaya dan fashion," kata Sonia.

Acara ini akan menampilkan jurnalis ABC dan antropolog mode Charlotte Smith bersama dengan desainer lokal seperti desainer asli Australia Colleen Tighe Johnson dan desainer Australia dari warisan Afghanistan Anilla Seddeqi.

 

 

 

R24/dev