Menu

Fadli Zon Sebut Istilah Perang Total Lebih Berbahaya Dibanding Puisi Neno Warisman

Siswandi 27 Feb 2019, 00:14
Fadli Zon
Fadli Zon

RIAU24.COM -  Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon, mengkritik istilah perang total. Istilah itu awalnya dilontarkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Menurutnya, istilah perang total itu bahkan lebih berbahaya dibanding puisi Neno Warisman, yang kini juga banyak dikritik pendukung capres petahana Joko Widodo.

Dikatakan Fadli, istilah perang total itu awalnya diciptakan salah satu tokoh terkemuka dalam Perang Dunia II, yakni Joseph Goebbels, yang tak lain adalah tangan kanan Hitler dari Partai Nazi.

Dalam acara Indonesia Lawyers Club di tvOne, Selasa 26 Februari 2019 malam tadi, Fadli kemudian menuturkan bagaimana awal istilah perang total itu tercipta.

Dikatakan, dalam kampanye perang pada 1943, ketika itu Jerman hampir kalah. Lalu muncullah istilah perang total tersebut. Hal itu merupakan bagian dari propaganda dan usaha mengeluarkan seluruh daya upaya, apa pun yang tersia dari kekuatan Partai Nazi.

Menurutnya, pernyataan perang total dari Moeldoko, tidak bisa dipisahkan dari muatan politik. Apalagi yang mengucapkan adalah seorang jenderal purnawirawan.

"Kata, istilah yang mungkin kurang tepat, kecuali mungkin sudah kepepet. Jerman mau kalah, dia menggunakan segala sumber daya. Apakah keadaan 01 sudah sangat kepepet sehingga menyatakan perang total?" sentilnya lagi.

Lebih lanjut, Fadli membandingkan istilah itu dengan doa Neno Warisman dalam acara Munajat 212. Bila dibanding dengan puisi Neno, Fadli menilai justru pernyataan Moeldoko yang lebih berbahaya. Sebab, istilah itu punya latar belakang dan muatan politik dan sejarah.

"Sementara puisi munajat Mbak Neno, itu adalah karya sastra, puisi munajat, puisi doa, memohon bantuan pada Allah, Tuhan, apa yang dirasakan," ujarnya lagi, dilansir viva. ***