Menu

Pengamat: Presiden Saat itu Cukup Sabar Diejek Dengan Kerbau, Tak Sampai Nangkap Orang

Muhammad Iqbal 23 Feb 2019, 17:55
Pengamat Politik, Arbi Sanit
Pengamat Politik, Arbi Sanit

RIAU24.COM Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit mengatakan jika negara selalu berhasil melewati setiap pemilihan umum (pemilu) sejak era reformasi tanpa konflik. Tapi, dia justru khawatir keberhasilan itu tidak terjadi pada Pemilu 2019.

Pada saat Pemilu 1999 lalu, kata Arbi, Indonesia sukses melewatinya tanpa gesekan dan menghasilkan pemerintahan yang membangkitkan perekonomian negara.

"Jadi itu pemilu yang bisa membawa orang menyumbangkan karyanya untuk memulihkan ekonomi dengan cepat. Boleh dikatakan itu pemilu yang sukses. Demokrasinya juga hebat," ujar Arbi ditemui di sebuah diskusi bertema 'Pemilu 2019 Bebas Konflik yang dilansir dari jpnn.com, Sabtu, 23 Februari 2019.

zxc1

Bahkan, keberhasilan itu melewati rangkaian pemilu terjadi pada 2004 dan 2009. Tak hanya itu, pemerintahan hasil pemilu 2004 dan 2009 mampu menjaga iklim demokrasi dengan baik.

"Pemerintahan waktu itu juga berhasil menumbuhkan ekonomi Indonesia sampai 6 atau 7 persen. Keamanan dan demokrasi cukup baik. Presidennya cukup sabar diejek dengan kerbau, dia tidak marah. Enggak sampai nangkap orang," jelas Arbi.

Begitu juga pada Pemilu 2014. Rangkaian pesta demokrasi saat itu memang berlangsung panas. Tapi, tak memunculkan konflik antar golongan.
zxc2

Kini, dia pun menyimpan kekhawatiran terjadi konflik pada pemilu 2019. Karena, politisasi agama semakin keras digunakan para kontestan pesta demokrasi.

"Sekarang penggunaan agama mengeras. Di samping itu, kini terdapat upaya keras untuk menguasai sumber kekayaan negara. Jadi, merebut kekuasaan itu dianggap merebut sumber negara sampai menggunakan agama," tutupnya.