Mengenaskan, Ratusan Jiwa Korban Gempa Palu Masih Tinggal di Tenda Darurat
RIAU24.COM - Kabar mengenaskan datang ratusan warga yang menjadi korban gempa dan likuifaksi di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Meski bencana alam itu terjadi pada September 2018 lalu, namun hingga kini mereka masih saja bertahan di tenda-tenda darurat. Kebanyakan mereka adalah warga Balaroa.
Sejauh ini, pemerintah telah memenuhi janji dengan membangun hunian sementara. Namun demikian, masyarakat korban gempa belum kunjung bisa menempati fasilitas tersebut.
"Kami belum tahu kapan bisa pindah ke huntara," ungkap Fatimah, salah seorang pengungsi warga Balaroa, Rabu 20 Februari 2019.
Kepada antara yang dilansir detik, Fatimah mengakui kondisi ini sudah berlangsung sejak lima bulan lalu, atau tepatnya setelah tempat tinggal mereka musnah dihantam gempa dan likuifaksi pada September 2018 lalu.
Selama itu pula, ia beserta keluarga warga Balaroa lainnya, terpaksa bertahan di tenda-tenda darurat bantuan dari berbagai pihak. Dia mengakui tinggal di tenda yang cukup sederhana rasanya tidak enak.
"Tapi apa boleh buat, mau kembali ke tempat tinggal semula, rumah dan seluruh perabot sudah hancur karena gempa 7,4 SR," keluhnya.
Ia dan pengungsi di Balaroa kini hanya berharap semoga pemerintah bisa memindahkan mereka ke hunian sementara.
Pengakuan senada juga dilontarkan warga Balaroa lainnya, Rahmat. Saat ini, ujarnya, ia sudah tidak lagi memiliki rumah karena diterjang gempa bumi beberapa bulan lalu.
"Tidak ada yang tersisa. Semua baik rumah maupun perabot rumah habis," ungkapnya pasrah. ***