Dulu Anti-Islam, Sekarang Mantan Politisi Sayap Kanan Belanda Ini Jadi Mualaf
RIAU24.COM - Mantan politisi sayap kanan Belanda, Joram van Klaveren, menyatakan bahwa dirinya saat ini telah masuk Islam atau muallaf. Pengakuan secara terang-terangan itu, membuat banyak teman dan koleganya jadi terkejut. Hal itu itu mengingat bahwa ia dulunya anggota partai PPV Geert Wilders, partai yang dikenal anti Islam di Belanda.
Sosok Joram van Klaveren dulu dikenal seiring dengan tudingannya, yang mengatakan bahwa Islam adalah "kebohongan" dan Alquran adalah "racun."
Selama bertahun-tahun, saat menjadi anggota parlemen untuk Partai Kebebasan Wilders (PVV), mantan anggota parlemen sayap kanan Belanda dan tangan kanan politisi anti-Islam Geert Wilders ini melakukan kampanye tanpa henti di Majelis Rendah melawan Islam di Belanda.
Dilansir media setempat NRC Handelsblad, Selasa 5 Februari 2019 waktu setempat, van Klaveren yang kini berusia 40 tahun, mengaku pola pikirnya terhadap Islam tiba-tiba saja berubah, saat menulis buku anti-Islam.
Sekarang, isi bukunya justru bisa "menjadi bantahan atas keberatan yang dimiliki non-Muslim" terhadap agama Islam.
Menurut NRC, van Klaveren masuk Islam pada 26 Oktober 2018 lalu, menjelang rilis bukunya yang berjudul: Murtad: Dari Kristen ke Islam di Masa Teror Sekuler.
Perihal perubahan keyakinannya itu, juga diungkapkannya dalam wawancara dengan Tijs van den Brink di NPO Radio 1.
"Jika Anda percaya bahwa ada satu Tuhan dan bahwa Muhammad adalah salah satu nabi, selain Yesus dan Musa, maka Anda secara resmi adalah seorang Muslim," kata van Klaveren, seperti dilansir detik.com.
Untuk diketahui, van Klaveren dibesarkan dalam lingkungan Kristen Protestan dan Kristen Ortodoks. Ketika ditanya bagaimana perasaan istrinya tentang hal itu, ia mengatakan bahwa sang istri baik-baik saja.
"Istri saya menerima bahwa saya seorang Muslim. Jika saya bahagia, ia tidak akan menghentikan saya. Kebetulan, ia tidak pernah menentang Islam seperti saya. Ia kurang senang bahwa saya bersama PVV. Tapi ini perjalanan kamu, ujarnya kepada saya," terangnya.
Van Klaveren sendiri mengambil keputusan untuk berpisah dengan Wilders pada tahun 2014 lalu. Hal itu menyusul komentar kontroversial pemimpin PVV tahun itu ketika menanyakan kepada para pendukung apakah mereka menginginkan "lebih sedikit atau lebih banyak orang Maroko di kota anda dan Belanda."
Wilders sendiri dinyatakan bersalah pada tahun 2016 atas tuduhan diskriminasi. Saat ini, yang bersangkutan tengah mengajukan proses banding.
Sebagai gambaran, dari total 17 juta orang populasi masyarakat Belanda, sebanyak lima persen atau sekitar 850 ribu orang merupakan kaum muslim. Para ahli memperkirakan jumlah itu akan berlipat ganda pada tahun 2050 mendatang. ***