Belo Kampung Mengharap Berkah, Masyarakat Desa Muntai Gelar Majelis Shalawat di Tiga Mushala dan Satu Masjid
RIAU24.COM - BENGKALIS - Sebagai salah satu wujud syukur dan syiar Islam di masyarakat, Kepala Desa (Kades) Muntai, Kecamatan Bantan, Muhammad Nurin, mengadakan Majelis Shalawat di tiga mushala dan satu masjid di desa pesisir yang ada di Kecamatan Bantan ini, empat kali selama empat pekan.
Diawali di Mushala Al-Muflihun, Majelis Shalawat ini dimulai sejak Selasa malam, 16 Januari 2019 lalu, dan berakhir pada Selasa malam, 5 Februari 2019, di Masjid Hasanah Desa Muntai.
Sementara Selasa malam, 29 Januari dan sepekan sebelumnya, tepatnya 22 Januari 2019, kegiatan serupa juga digelar di Mushala Nur Huda dan Mushala Al-Mutaqin.
Kegiatan 'belo' kampung lewat Majelis Shalawat ini menurut Kades Muntai tak lain hanyalah mengharap keridhoan, keberkahan dan Rahmat dari Allah SWT., serta mengharapkan syafaat Baginda Rasulullah SAW.
"Kami juga berharap dengan Majelis Shalawat ini dilaksanakan, mampu membuat masyarakat paham dan tahu kalau shalawat itu seperti apa dan faedah atau fadilahnya apa. Sehingga masyarakat tak lagi mencuaikan atau mengabaikan sholawat dalam kesehariannya,"ungkap Nurin ketika dihubungi, Rabu, 6 Februari 2019.
Dengan diselenggarakan Majelis Shalawat ini, Kades Muntai berharap kampung yang dipimpinnya selalu dapat keberkahan dari Allah SWT., dan dilindungan dari segala marabahaya. Terlebih kawasan Desa Muntai yang berada di pesisir pulau Bengkalis-Selat Malaka rawan akan abrasi.
"Lewat Shalawat dan doa bersama yang kita lantunkan, mudah-mudahan Allah pelihara desa kami ini, dan Allah berikan peningkatan ekonomi masyarakat kami dari sumber alam yang Allah titipan di desa ini kepada kami," harapnya.
Disamping menggelar Majelis Sholawat yang di pimpin Ustadz Ahmad Fadhli Inayatullah, pengasuh Majelis Ilmu dan Alam Al-Burdah Baa Khalis 2002, dari Desa Senggoro Kecamatan Bengkalis, Nurin bertekad akan mengemaktifkan kembali syiar syiar Islam lewat seni seperti kompang dan Rebana.
"Insya Allah akan kita upayakan. Tabuhan kompang dengan syair solawatnya dan rebana dengan syair pujian terhadap Allah dan Rasul-Nya. Intinya tradisi syi'ar terdahulu kita upayakan untuk menghidupkan kembali. Tak lain hanya mengharap keberkahan dari Allah untuk masyarakat dan kampung Muntai ini,"tambahnya.(***)
R24/phi