Terkait Gelar 'Cak Jancuk' untuk Jokowi, Ini Keterangan Si Pembawa Acara
RIAU24.COM - Sosok Djadi Galajapo, tiba-tiba saja menjadi fenomenal sejak beberapa hari belakangan ini. Hal itu setelah ia memberi gelar 'Cak Jancuk' kepada Jokowi, saat tampil sebagai pembawa acara pada Forum Alumni Jawa Timur di Tugu Pahlawan, Surabaya.
Setelah gelar itu menjadi sorotan banyak kalangan, Djadi pun akhirnya angkat bicara. Menurutnya, apa yang telah ia ucapkan ketika itu, sudah dibahas dan didiskusikan sebelumnya.
"Jadi, sebelum naik pentas sekitar jam 09.30 oleh panitia itu kita dikumpulkan semua di hotel. Nah, dalam meeting dengan panitia dan pengarah acara akhirnya membahas rundown, di rundown itu saya baru tahu kalau ada penyematan gelar atau gelar cak kepada Pak Jokowi," terangnya, dilansir detik.com, Senin 4 Februari 2019.
Djadi menambahkan, ketika itu ia mengusulkan kata 'jancuk' karena ia menilai penyematan cak kependekan dari Cakap, Agamis, dan Kreatif itu tidak hanya acara seremonial belaka, namun harus ada spirit perjuangan khas Suroboyo yakni kata jancuk yang merupakan kepanjangan Jantan, Cakap, Ulet, dan Komitmen.
Ia menambahkan, ketika usulan itu disampaikan, semua panitia menyatakan setuju.
"Memang saya sudah ingin membawa materi (kata jancuk) itu. Tapi harus melalui pembahasan dan diskusi dulu. Sehingga mereka semua siap, oke, tidak ada masalah diizinkan. Maka pada momen yang pas saya sampaikan," bebernya.
Bahkan, setelah kegiatan, hampir semua panitia bahkan memujinya karena telah mampu membawa acara lebih hidup dengan kekhasan Surabayanya.
Djadi juga membantah pernyataan sekretaris deklarasi alumni, Teguh Prihandoko, yang menyatakan panitia hanya memberikan gelar Cak saja. Menurutnya, saat usulan Jancuk itu disampaikan, Teguh ikut hadir dan memberikan apresiasi juga kepada dirinya.
"Nah, ini yang saya sayangkan. Dan ini sudah saya laporkan kepada ketua panitia Cak Ermawan. 'Cak, Cak Teguh kok seperti itu cak?' Nah, temen-temen udah tahu semua arahnya ke mana ini. Saya juga nggak telepon beliau (Teguh). Tapi beliau acungan dua jari (jempol) ke saya kemarin itu," beber Djadi.
"Ya ngapunten, saya ini kan sudah 35 tahun ngelawak dan nge-MC. Sehingga saya tahu apa yang saya sampaikan tidak hanya sekedar ger tapi juga ada muatan-muatan humanis, moralis dan religius," tandasnya. ***