Menu

Panas, Begini Aksi Saling Berbalas Pantun Soal Indonesia Bubar, Punah Saja Sendiri

Siswandi 2 Feb 2019, 23:00
Jokowi saat bersilaturahmi dengan pengusaha Jawa Tengah. Foto: int
Jokowi saat bersilaturahmi dengan pengusaha Jawa Tengah. Foto: int

RIAU24.COM -  Dinamika politik Tanah Air menjelang digelarnya Pilpres pada April nanti, tampaknya semakin memanas. Saat ini, saling sindir antara kubu jadi tak terelakkan.

Salah satunya, bermula saat capres Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat Indonesia memupuk optimisme. Hal itu disampaikannya dalam ajang silaturahmi dengan Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah di MG Setos, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 2 Februari 2019.

Dalam kesempatan itu, Jokowi menyindir ada pihak yang menyebut negara mau bubar.

"Masa ada yang bilang Indonesia bubar dan Indonesia punah? Ya bubar sendiri saja, punah sendiri saja. Tapi jangan ajak-ajak kita rakyat Indonesia," kata Jokowi .

Di hadapan pendukungnya, Jokowi menegaskan tidak pernah takut. Jokowi juga menepis takut lantaran terkesan diam menjawab serangan selama 4 tahun memimpin Indonesia.

"Bapak-Ibu perlu tahu. Saya tidak pernah takut apa pun. Saya tidak pernah takut untuk apa pun untuk bangsa dan negara kita. Tidak ada rasa takut sekali pun di hati saya. Tak ada. Jadi, kalau 4 tahun sering diam, saya itu tak ada rasa takut apa pun di hati saya," tegasnya, seperti dilansir detik.com.

Hal yang sama, kembali dilontarkannya saat di berkampanye di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu siang tadi. Kali ini, Jokowi menyindir hoax pemukulan Ratna Sarumpaet serta selang cuci darah yang digunakan 40 kali.

"Jangan ada ngomong lagi nanti selang darah dipakai 40 kali. Jangan sampai ada ngomong lagi tempe setipis ATM. Jangan sampai ada ngomong lagi muka lebam-lebam dipukuli dan dianiaya, padahal operasi plastik. Dipikir masyarakat itu nggak ngerti. Masyarakat kita sekarang ini cerdas-cerdas, pintar-pintar, apalagi yang ada di hadapan saya ini para intelektual," ujarnya.

Kerja Aja, Tak Usah Nyindir!
Pernyataan Jokowi yang dinilai telah menyindir capres Prabowo Subianto tersebut, tak ayal mendapat respon dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno. Sebagai balasannya, Jokowi diminta fokus kerja di sisa waktu jabatan sebagai presiden dan tak usah sibuk menyindir pihak lain.

"Kita paham Pak Jokowi bisanya nyindir-nyindir aja. Bisanya nyindir-nyindir terus. Pak Jokowi penguasa, punya aparat, punya uang, PNS, TNI/Polri. Sudah, kerja saja. Nggak usah nyindir-nyindir," ungkap juru debat BPN Prabowo-Sandiaga, Ahmad Riza Patria.

Beberapa waktu lalu, Prabowo menyatakan adanya prediksi Indonesia bisa bubar pada 2030 berdasarkan novel fiksi karangan PW Singer dan August Cole. Kemudian soal Indonesia bisa punah disampaikan Prabowo dalam Konferensi Nasional Partai Gerindra pada akhir 2018.

Ketika itu, di hadapan para kader Gerindra dan elite timses Prabowo-Sandiaga, ia menyatakan pihaknya tidak boleh kalah di pilpres kali ini. Sebab, menurutnya, elite yang berkuasa di Indonesia selalu gagal menjalankan amanah rakyat yang justru membuat negara bisa punah.

Menurut Riza, pernyataan Prabowo tersebut sudah melalui kajian. Ia menyebut eks Danjen Kopassus itu tak asal bicara karena sudah banyak membaca referensi.

"Itu bedanya yang baca buku banyak sama yang baca komik. Pak Prabowo baca buku banyak sebagai referensi. Itu artinya bukan Indonesia bubar, tapi jika pemerintah atau penguasa salah mengelola negara, itu akan menyulut. Makanya pemerintah tidak boleh salah kelola, tidak boleh tidak adil, tebang pilih," ujarnya lagi.

Politikus Gerindra ini lalu mencontohkan sejumlah negara yang bubar karena salahnya pengelolaan. Mulai dari Uni Soviet, Yugoslavia, Serbia, hingga beberapa negara di Timur Tengah.

Ia juga berbicara tentang Timor Timur yang sudah lepas dari Indonesia. Ia menyinggung mengenai kepentingan asing yang ingin menguasai sumber daya alam Indonesia.

"Timtim sudah hilang. Ada asing yang ingin ambil sumber daya alam kita. OPM belum bisa diberantas. Kemudian Aceh juga gitu, belum RMS dan lain-lain. Ada kepentingan asing yang ingin kuasai Indonesia. Jangan sangka asing nggak ada kepentingan," tambahnya lagi.

Sehingga, ia tegaskan, tak ada yang salah dengan pandangan atau pendapat capres nomor urut 02 tersebut.

"Sesuatu yang biasa saja yang disampaikan Pak Prabowo tidak ada yang salah. Orang pintar memikirkan tidak cuma yang baik saja, tapi yang terjelek juga diantisipasi. Apalagi Pak Prabowo latar belakang militer, banyak sekolah di luar negeri," tandasnya. ***